Fun Curriculum at Home for Preschooler

IMG-20150829-WA0009

Narasumber : Siti Sarah Hajar Nurfuadah, S.Psi.
Waktu Diskusi : Sabtu, 29 Agustus 2015 pukul 19.30 -21.00 wib
PJ Management : Riesya Utami & Kamilah Fithri (Div Program IPC)
Admin : Resa Rahmawati
Host : Lia Kholisha
Co Host : Indah Puspita
MC IPC #1 : Inna
MC IPC #2 : Sani Sumiati
MC IPC #3 : Fathimah Assagaf
MC IPC #4 : Azmi F.A
MC IPC#5 : Citra Vernia
MC IPC#7 : Resa Rahmawati
MC IPC#8 : Lilik Erfana
MC IPC#9 : Dwi Mustika Handayani
MC IPC#10 : Thasya Sugito
Judul Diskusi : Fun Curriculum at Home for Preschooler

Profil Narasumber

Siti Sarah Hajar Nurfuadah, S.Psi.

Akademisi juga praktisi pendidikan ini biasa dipanggil Sarah/ Hajar yang lahir dan tinggal di Bandung.
Wanita berhijab yang lahir pada 09 Desember 1975 ini memiliki passion traveling, cooking, parenting, teaching (Preschool).
Aktivitas beliau saat ini bekerja, kuliah, dan sharing.
Dengan pendidikan terakhir Sarjana Psikologi UNISBA, beliau sedang menempuh S2 Paud di UPI.
Pengalaman Kerja :
– Kepala Sekolah TK dan SD Mutiara Bunda Cilegon
– Asisten Psikolog/Tester di RS. Al-Islam
– Kepala Sekolah Binekas Playschool, Bandung
– Kepala Sekolah 9 Mutiara, Bandung
– Kepala Sekolah Mutiara Bunda Playschool, Bandung
– Kepala Divisi B and D Mutiara Bunda, Bandung
– Kepala Divisi Humas dan Production House Mutiara Bunda, Bandung
Pekerjaan saat ini sebagai Tim Penelitian dan Pengembangan Playschool/ Prasekolah dan Trainer di Mutiara Bunda, Bandung.
Sudah mengisi training dan parenting di beberapa sekolah di Bandung, Cilegon, Bekasi, Banjarnegara, Balikpapan, dll.
Community care (Free Sharing) di sekolah-sekolah sekitar Bandung dan Cimahi.
Parenting umum dan konsentrasi sekarang di say no to pornography.

Contact person :
FB: Sarah Hajar
Blog: http://tamadhar.blogspot.com/

Fun Curriculum at home for preschooler
Oleh Siti Sarah Hajar Nurfuadah, S.Psi.

Aura kebahagiaan terpancar dari orang-orang terdekat kita ketika berita pernikahan mulai tersebar. Ucapan selamat dan berbagai pertanyaan yang berhubungan dengan rencana pernikahan kitapun berhamburan. Sama siapa ?, orang mana ?, kerja di mana ?, di mana nikahnya ?, sudah sampai mana persiapannya ? dll. Persiapan menuju pernikahanpun direncanakan sangat matang terlepas dari sederhana atau mewahnya pernikahan itu. Dari mulai pembuatan kepanitiaan, rancangan acara, kostum, gedung, biaya, dll. Kita membuat rancangan kerja dan membagi tugas dengan detil kepada semua panitia. Untuk membuatnya lebih sempurna diadakan rapat berulang-ulang. Ketika acara berlangsungpun tak lepas Ketua Panitia memantau dan berkoordinasi dengan timnya memastikan semuanya berjalan dengan rancangan acara.
Ilustrasi di atas menunjukkan betapa pentingnya pembuatan seperangkat alat yang bisa menunjang pernikahan dengan baik, lancar dan sesuai harapan. Nah, itu tidak jauh dengan definisi dari kurikulum. Sederhananya kurikulum adalah seperangkat rancangan pembelajaran “a plan for learning” yang tertulis atau ada dokumennya.
Aura kebahagiaan Alhamdulillah kembali terpancar ketika kita dianugrahi putra-putri tercinta. Ketika kita menikah mempersiapkannya dengan sangat matang, nah.. tantangan berikutnya sebagai orangtua adalah pembuatan “a plan for learning” bagi anak-anak kita yang merupakan amanah/titipan istimewa. Usia dini adalah masa yang sangat crucial, yaitu usia 0-7 tahun. Di masa inilah fase perkembangan awal harus maksimal diberikan. Menilik karakteristik anak usia dini/ preschool yaitu : Memiliki rasa ingin tahu yang besar, pribadi yang unik, suka berfantasi dan berimajinasi, masa yang paling potensial untuk belajar, menunjukkan sikap egosentris, memiliki rentang daya konsentrasi yang pendek, dan bagian dari makhluk sosial menuntut kita untuk dapat menfasilitasi kebutuhan yang mengiringinya.
Dalam pembuatan “a plan for learning” inipun ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu masa-masa titik kritis anak usia dini, di antaranya membutuhkan istirahat, makan, minum, dan rasa aman yang tinggi, peniru ulung, membutuhkan rutinitas dan latihan, kebutuhan akan bertanya dan menjawab, cara berfikir berbeda dengan orang dewasa, membutuhkan pengalaman langsung, masa trial and error, dan masa bermain.
Melihat karakteristik dan masa kritis anak usia dini di atas mengajak kita untuk dapat mengembangkan/mendesain sebuah perencanaan bembelajaran yang menyenangkan, artinya kita harus dapat memadukan pendidikan dan hiburan dengan harmonis dalam sebuah aktivitas bermain. Di sini kata kuncinya adalah BERMAIN, MENYENANGKAN, BERMAKNA (BMB), jadi ijinkan saya mengganti istilah “a plan for learning” menjadi “A PLAN FOR FUN LEARNING”, Alhamdulillah lebih keren.. hehe…
Adapun dalam rancangan ini aspek-aspek perkembangan yang harus distimulasi adalah fisik-motorik (kasar dan halus), bahasa, kognitif, social-emosi, dan moral. Pengembangan nilai dan karakter adalah bagian terpenting dalam rentang usia ini.
Alhamdulillah banyak ayah bunda cerdas yang sangat memahami karakteristik dan kebutuhan anak usia dini sehingga berbagai cara ditempuh, misalnya dengan mencari sekolah yang dapat menfasilitasi kebutuhan anak-anak tersebut ataupun memutuskan menstimulasi mereka di rumah secara menyeluruh. Apapun langkah yang ditempuh, peran orangtua di rumah sangat penting pada masa ini. Bagi yang memutuskan menyekolahkan anaknya, perlu diingat bahwa sekolah adalah partner orangtua yang tugasnya hanya membantu menggenapkan usaha kita dalam mengembangkan potensi dan kemampuan putra-putri tercinta. Jadi rumah adalah tempat utama dan tempat paling strategis. Kesimpulan, ayah bundalah guru terbaik dalam pelaksanaan A PLAN FOR FUN LEARNING ini. Membuatnya insyaAllah sangat mudah.
Langkah-langkah membuat A PLAN FOR FUN LEARNING :
1. Tujuan (Aim), cita-cita dan impian yang ingin diraih dengan menentukan target perkembangan anak yang ingin distimulasi.
2. Aspek yang ingin dikembangkan (Development Aspects), aspek perkembangan apa yang ingin distimulasi ? Misalnya, Fisik-motorik: anak bisa melompat ke depan menggunakan 2 kaki. Bahasa : anak dapat meminta ijin dengan bahasa sederhana. Kognitif : membedakan bentuk. Sosial Emosi : Berani bertanya. Moral : Terbiasa mengucapkan permisi dan terima kasih.
3. Rencana kegiatan (Activities), berisi tema/topik pembelajaran dan rangkaian kegiatan dari awal sampai akhir.
4. Sumber dan peralatan yang akan digunakan (Tools and Resources), berisi peralatan dan sumber belajar yang akan digunakan.
5. Lingkungan yang dilibatkan , dalam menjalankan kegiatan siapa orang yang diharapkan dapat membantu atau mendukung proses pembelajaran yang berlangsung. Misalnya : ayah, bunda, kakek, nenek, paman, bibi, tetangga, dll.

Prinsip membuat A PLAN FOR FUN LEARNING adalah PIKOR :
1. PENGALAMAN
Pengalaman langsung mengaktifkan lebih banyak indera daripada hanya melalui
mendengarkan. Anak banyak melakukan praktek. Melalui kegiatan berfikir, bergerak, berbicara, mengecap, menghidu,mendengar,melihat, dan menyentuh akan membantu otak anak menyimpan dan mengingat lebih banyak apa yang dipelajarinya.
2. INTERAKSI
Kualitas belajar akan meningkat dengan diskusi, saling bertanya dan menjelaskan
sehingga siswa mampu memberikan pendapat yang lebih jelas. Anak diajak berani mengemukakan ide dan pendapatnya ketika sedang berdiskusi atau bercakap-cakap.
3. KOMUNIKASI
Pengungkapan pikiran dan perasaan selain memenuhi ‘harga diri’ juga akan memantapkan pemahaman seseorang tentang apa yang sedang dipikirkan atau dipelajari. Anak dibiasakan menyampaikan ide, pikiran, hasil penemuan, dan pendapatnya melalui berbagai cara/ media.
4. REFLEKSI dan EVALUASI
Refleksi dapat terjadi sebagai akibat adanya interaksi dan komunikasi. Pertanyaan dari orangtua dan teman memicu anak untuk berpikir dan melakukan refleksi pemikiran dan pembelajaran. Bertanya perasaan anak setelah melakukan aktivitas, menanyakan pendapat anak mengenai kegiatan yang telah dilakukan,

Sifat pembelajaran : M2B4
1. Menyenangkan (FUN)
2. Mudah (EASY)
3. Belajar (LEARN)
4. Bermain (PLAY)
5. Bermakna (Meaningful)
6. Berkembang bersama (Growtahun Togetahuner)

Contoh Kegiatan :
Tujuan : Bersyukur kepada Allah
Aspek yang ingin dikembangkan :
Fisik-motorik: anak bisa melompat ke depan menggunakan 2 kaki.
Bahasa : anak dapat meminta ijin dengan bahasa sederhana.
Kognitif : membedakan bentuk.
Sosial Emosi : Berani bertanya.
Moral : Terbiasa mengucapkan permisi dan terima kasih.

Peralatan dan sumber belajar : Keranjang, macam-macam daun, kertas, lem, gunting, pewarna.
Lingkungan yang dilibatkan : Anggota keluarga dan tetangga.

Rencana kegiatan :
• Anak diajak untuk bersama ayah/bunda bermain peran menjadi keluarga kelinci yang akan mencari makanan ke luar berupa dedaunan.
• Diajak berdiskusi untuk membawa peralatan apa saja untuk membawa dedaunan tersebut.
• Mengajak jalan-jalan ke rumah tetangga dengan bersama-sama melompat menggunakan 2 kaki sambil bergembira.
• Setelah sampai di rumah tetangga ketika akan memetik daun, anak ditanyakan siapa yang memiliki pohonnya apakah punya si anak ? setelah anak tahu siapa pemiliknya, lalu anak diajak belajar meminta ijin untuk memetik daun tersebut dan mengucapkan terima kasih ketika diijinkan. Contoh kalimat : “Permisi, boleh minta daun ?”. Di perjalan pulang, kita bisa menanamkan nilai baik seperti, “Pak…..baik ya, sudah mengijinkan kita memetik daunnya. Tahu tidak sayang? Allah lebih sayang dengan kita lho. Allah menciptakan pohon berdaun itu buat kita, keren ya”
• Setelah mendapatkan banyak daun, keluarga kelinci pulang dan bersama-sama melihat berbagai macam bentuk daun yang berbeda-beda dengan memancing banyak pertanyaan kepada anak tanpa langsung memberikan informasi. Contoh kalimat : “Hmmm masyaAllah daunnya banyak sekali, yuk kita lihat sayang! Kita cari yuk daun yang sama bentuknya!” “Waaah lihaaat Allah menciptakan daun-daun ini sama tidak ya bentuknya ?”
• Setelah selesai bermain dengan bentuk-bentuk daun, anak bisa diajak berkreasi bersama dengan menggunakan media daun tersebut. Anak diajak memutuskan akan diapakan dedaunan tersebut dengan diberikan 2-3 pilihan disesuaikan dengan waktu yang tersedia, misalnya ditempel jadi pohon, mencap, daun digunting dan membuat kolase kelinci. Contoh kalimat : “Serunya ya main dengan daun.”
• Saling menyampaikan perasaan. Contoh kalimat : “Alhamdulillah perasaan bunda senaaaang sekali bisa main jadi kelinci denganmu sayang, bagaimana perasaan kamu ?”
• Review, bertanya kembali pada anak apa saja yang sudah dilakukan oleh keluarga kelinci dan apa yang harus dilakukan untuk berterima kasih kepada Allah yang sudah menciptakan pohon dan tanaman. Contoh kalimat : “Alhamdulillah, terima kasih Allah!” dilanjut “Sudah menciptakan tanaman untuk kami”…dst.
• Anak diajak untuk membereskan dan membersihkan peralatan yang sudah digunakan.
Prinsipnya, dalam pembuatan kegiatan pembelajaran yang menyenangkan di rumah dengan anak usia dini kita itu sangat murah karena bisa menggunakan dan memanfaatkan segala sumber yang ada di lingkungan sekitar, di mulai dari lingkungan terdekat yaitu keluarga dan rumah.

Selamat mencoba ayah bunda sayang yang dirahmati Allah.

Tugas : Aku bisa membuat satu contoh A PLAN FOR FUN LEARNING di rumah

Sesi Tanya Jawab

1. Kurikulum apa sih yang cocok untuk anak usia 5&7tahun? kemampuan apa yang harus dikuasai anak seusia itu.Terimakasih.
eva – jepara – ipc#5

Jawaban :
Kurikulum yang cocok buat anak kita adalah yang sesuai dengan keadaan anak kita. Sebelumnya kita bisa melihat tahapan-tahapan perkembangan anak kita menurut para ahli misalnya kita pakai Mileston, di sana kita akan melihat apa saja yang harus berkembang pada usia tertentu. Selanjutnya kita asses perkembangan anak kita sudah sejauhmana. Dari sana kita bisa mulai menentukan rancangan pembelajaran yang cocok bagi anak bunda. Dengan referensi dari berbagai sumber…bisa dari buku ataupun browsing di internet yang sekarang begitu banyak artikel mengenai kegiatan-kegiatan yang menarik dan menyenangkan bagi anak. Adapun kemampuan yang idealnya dikuasai diantaranya, dapat merawat kebersihan dirinya. Dapat berinteraksi dengan teman sebaya, mulai dapat memainkan perannya sesuai jenis kelaminnya. Mulai belajar keterampilan membaca, menulis, dan berhitung. Memahami benar-salah, baik buruk dengan lebih baik, dll

2. Assalamualaikum bun, perlukah dibuatkan kurikulum/jadwal tersendiri untuk program homeschooling? Jika perlu ada kah referensi atau acuan khusus yang bisa digunakan? Jazakillah
Evita_Surabaya_IPC4

Jawaban :
Wa’alaikumussalam bunda Evita…wah sudah lama saya ingin ke Surabaya tapi belum ada kesempatan. Ketika kita memutuskan homeschooling artinya kita sebagai orangtua sudah siap mendampingi anak-anak dalam proses perkembangannya 24 jam sehari. Artinya kita sebagai orangtua harus siap membuat perencanaan yang matang untuk anak kita. Bagaimana kurikulumnya ? Masing-masing orangtua yang memutuskan meng-home schooling-kan anak-anaknya pasti mempunyai alasan yang kuat. Nah dari sini bisa dimulai bunda Evita membuat Visi misi keluarga bersama suami apa yang akan dikembangkan di keluarga terutama anak-anak. Kurikulum masing-masing keluarga yang memutuskan homeschooling pastonya berbeda-beda sesuai dengam visi misi tersebut. Misalnya ada keluarga yang berharap anaknya menjadi hafidz, maka kurikulum yang dibuat tahapan usaha belajarnya yang bisa menunjang anak-anak menjadi hafidz. Referensi sangat banyak tapi saya sarankan untuk mencari komunitas homeschooling agar bumda bisa mendapat informasi banyak dari orangtua yang sudah melaksanakannya.

3. Bunda Sarah, makasih atas kesempatan yang diberikan, anak saya Aisyah sekarang usia 4 tahun, sedikit dilema ketika saya mau memasukkan ke TK, tapi terbentur idealisme saya yang ingin mengajarkan anak saya dulu sendiri (homeschooling), saya ingin ia masuk sekolah TK ketika usia 5 atau 6 tahun.. Pertanyaan saya, usia ideal anak masuk TK sebaik nya pada usia berapa ya bund.. trus apakah dengan Homeschooling saat ini anak saya jadi minim interaksi sosial nya dibanding anak yang masuk sekolah formal lainnya? karena anak saya memang tipe pemalu dan banyak yang menyarankan untuk masuk TK saja sekarang biar tidak pemalu lagi.. Makasih atas jawabannya ya bund.
NailahAssagaf_IPC4_jkt

Jawaban :
Bunda Nailah yang baik, kalau boleh jujur sebetulnya guru terbaik anak adalah orangtuanya terutama di usia tujuh tahun pertama. Jadi, optimalkan menstimulasi anak di rumah dengan A plan for fun learning tentunya. Interaksi bisa di stimulasi dengan banyak cara bunda sayang,tidak hanya di sekolah. Semangaaaaat bunda! Apabila bunda bekerja dan merasa terbatas waktu menstimulasi di rumah sekolah bisa dijadikan alternatif dan partner terbaik asalkan sekolahnya cocok untuk anak dan memahami perkembangan anak usia dini dengan baik.

4. Saya pernh mencoba beberapa hal serupa kepada anak saya saat usia 3-4 tahun, awalnya begitu menyenangkan, tapi ditengah perjalanannya anak kehilangan moodnya, jadi saya merasa tujuan tidak terpenuhi secara total, bagaimana kalau terjadi seperti ini bu?
Sani sumiati_bandung_ ipc2
Jawaban :
Bunda Sani yang bersemangat, pertanyaannya apakah kegiatannya sesuai minat anak, apakah kita melakukan pengulangan kegiatan dengan variasi yang sedikit, kalau iya berarti bunda ditantang untuk lebih banyak mencari sumber kegiatan yang menarik dan anak dilipatkan dalam menentukan kegiatannya tersebut. Selamat mencoba!

5. Bismillah.. Alhamdulillah senang sekali bisa berbincang langsung dengan ibu siti. Ada hal yang ingin saya tanyakan berkaitan dengan anak usia dini yang mempunyai kebutuhan khusus atau gangguan perkembangan seperti misalnya : autisme, speech delay, disleksia, diskalkula, dan lain sebagainya. Menurut ibu, bagaimana mengatasi anak yang seperti ini, apakah bisa di terapkan kurikulum fun curriculum at home ? Demikian pertanyaan dari saya. Terima kasih atas perhatiannya.
Fatimah_jakarta_ipc6

Jawaban :
Bagi anak-anak berkebutuhan khusus, tentunya ada perlakuan awal yang berbeda yang harus dilakukan, yaitu berdiskusi dengan tim ahli mengenai sejaumana keadaan putra-putri tercinta. Pastinya kita tahu apa diagnosanya dari mereka Nanti kita lihat apakah anak kita kemampuannya seperti apa. Apapun nanti kurikulumnya, diberikan secara menyenangkan itu keharusan tapi tentunya diaesuaikan dengan kebutuhan mereka sesuai dengan kriteria berkebutuhannya, wallahu a’lam. Pertanyaanya keren bunda Fatimah, dan pembahasannya bisa panjang. Mudah-mudahan kita bisa diskusi lagi ya.

6. Dimulai dengan pengakuan diri, saya tidak suka terencana. Terkadang (baca:sering) rencananya apa, yang kejadian apa. Yermasuk dala hal pendidikan di rumah (anak saya baru 2.5 tahun) Bagaimana menyiasati kurikulum yang delay gara-gara kebiasaan berimprovisasi ? Terima kasih.
Ririn, Bandung IPC 6

Jawaban :
Salam kenal bunda Ririn.
Saya juga mau pengakuan, kalau saya tipe orang yang kurang terstruktur hehehe…#HighFive
Untuk pembuatan perencanaan pembelajaran memang idealnya tertulis walaupun secara sederhana dan hanya ide-ide pokoknya saja. Apabila di tengah perjalanan ada perubahan karena ada momen yang lebih tepat mengenalkan anak kita akan hal lain ataupun berkembang karena disesuaikan dengan minat anak pada saat itu tidak masalah, yang penting kita tetap mempunyai tujuan yang jelas mengapa melakukan hal tersebut. Setelah selesai, tetap bisa dicatat dalam buku besar pendidikan anak kita sebagai aktivitas stimulasi yang telah dilakukan. Pada anak usia 2.5 tahun kegiatan yang diiringi dengan stimulasi sensori motorik sangat disarankan, dimana anak memaksimalkan kemampuan indranya dalam setiap aktivitasnya. Teruslah berimprovisasi, itu artinya bunda adalah bunda kreatif! 

7. Assalamu`alaikum bunda,
Bagaimana kita mengetahui pencapaian apa yang harus dikuasai anak setiap tahun usianya baik itu motorik, emosi, social, dll ?#saya sering mengalami di mana bagaimana kalau di rumah ada 2 anak 4 tahun dan 2.5 tahun bila akan menerapkan kurikulumnya ? Sering terkendala perhatian ke adik. Terima kasih
Ika-Padang_ipc 6

Jawaban :
Wa’alaikumussalam bunda Ika,
Untuk mengetahui sejauhmana pencapaian anak dalam setiap tahap perkembangannya memang harus dilihat dari gambaran umum anak-anak pada usia tersebut yang ada pada teori-teori yang dikemukakan para ahli yang otomatis mengajak kita untuk banyak baca dan searching di Internet. Salah satu yang bisa dipakai acuan, bunda bisa cari tahapan perkembangan Milestone. Untuk kurikulum atau program bagi anak yang berbeda usia bisa membuat kegiatan bersama, tapi ada kegiatan yang dilakukan secara individual. Ketika bunda sedang menstimulasi adiknya, bunda bisa diberi kepercayaan kakaknya sebagai asisten, tentunya dengan informasi sebelumnya bahwa saat itu merupakan giliran adiknya mendapat stimulasi. Beri penghargaan pada kakak sesudah selesai menjadi asisten, misalnya dengan memeluk sambil sampaikan bahwa bunda bangga karena kakak sudah membantu…bla..bla..lalu pandang matanya dengan wajah sumringah. (Nah itupun sudah jadi kurikulum tersendiri buat kakak ) Semangat, sabar,dan Istiqomah kuncinya.

8. Sebenarnya sejak usia berapa kita bisa mengenali jenis kecerdasan anak ?! Apakah hal ini dilatih atau natural sejak lahir ?!
Misalkan kita menyimpulkan bahwa anak kita dominan memiliki kecerdasan kinestetik apakah seiring perkembangan hal ini bisa berubah ?! Adakah seorang anak yang terlahir langsung dengan kemampuan multiple intellegence ?!
Dina_bdg_ipc1

Jawaban :
Perkembangan anak memang tidak terlepas dari bawaan dan lingkungan. Terlepas dari masih menjadi perdebatan mana yang lebih dominan di keilmuan barat tentu saja kita sebagai muslim percaya bahwa lingkungan akan lebih kuat mempengaruhi perkembangan anak. Kecerdasan anak memang tidak bisa langsung terlihat pada bayi. Stimulasi lingkungan, baik orang atau alat penyerta bisa mempengaruhi kemana minat dan bakat anak berkembang. Misalnya seorang anak yang lahir dari seorang hafidz kecenderungannya menjadi hafidz, kenapa ? lingkungannya sangat menunjang anak berinteraksi dengan Al-quran setiap hari atau misalnya orangtuanya yang dokter, biasanya ada anaknya juga yang jadi dokter, dsb.Dominasi kinestetik pada anak parasekolah sangat wajar karena minat eksplorasi dan keterampilan sensori motoriknya yang sedang lebih dominan juga berkembang. Apakah bisa berubah, kembali kepada stimulasi yang diberikan lingkungannya. Anak lahir dengan potensi menjadi apapun, maka tugas kita mendampingingi, mengarahkan, dan menstimulasi dengan tepat. Wallahu.alam

9. Assalamu’alaikum
Salam kenal ibu Siti.. Senang bisa berdiskusi dan dapat ilmu lewat ini.. Maaf kalau pertanyaan saya disertai deskripsi yang cukup panjang. Anak saya usia 5y, dari umur 3 tahun sudah ikut PG, lalu setelah lulus TK A,saat ini dia “belajar dirumah”. Saya belum berani bilang homeschooling hehe karena, saya memang tidak menyusun “kurikulum” yang spesifik..Hanya setiap harinya, saya selalu cari ide-ide main atau membuat craft, sesuai minat nya setiap harinya. Qadarullah, anak saya passionate sekali pada seni. Saya coba memenuhi rasa ingin tahunya yang berbeda setiap harinya. Apakah kegiatan yang “tidak terstruktur” seperti itu bisa cukup efektif untuk mengakomodir “ketertinggalannya” dengan anak yang sekolah? Mengingat pada umur 7 tahun nanti, dia akan saya masukan ke sekolah dasar. Lalu anak saya itu punya kecerdasan sosoalisasi yang cukup tinggi. Karena dia masih sendiri, belum ada adiknya dia jadi suka meminta untuk main keluar rumah, mencari teman sepermainan..bagaimana menyeimbangkan pengajaran dirumah dengan soal sosialisasinya..? Jazakillah khoyr
UmmiQq_Bandung_IPC5

Jawaban :
Wa’alaikumussalam warahmatullah…salam kenal juga Ummi Qq 
UmmiQq yang dirahmati Allah, minat anak terhadap craft dan seni bisa dijadikan kendaraan untuk memaksimalkan perkembangan motorik, bahasa, kognitif, social emosi, dll. Misalnya : motorik halus –aktivitas pembuatan craftnya, motorik kasar-jinjit untuk mengambil bahan-bahannya yang sengaja digantung di atas,kognitif-mengklasifikasi warna atau menghitung jumlah bahan yang dipakai, bahasa-menceritakan hasil dari karyanya dan dituliskan oleh bunda, social-emosi-merencanakan membuat craft untuk dibagikan kepada saudara atau tetangga. Berbagi dilakukan bersama dan anak diberi kepercayaan untuk menyerahkannya sendiri, dll. Satu hasil karya tujuannya bisa dibuat banyak. Apabila orangtua bisa berperan menjadi fasilitator di rumah, jangan khawatir akan kesiapannya masuk SD karena sekolah bagi anak usia dini adalah alternatif saja. At home is better insyaAllah. Untuk sosialisanya bisa aktif di komunitas yang menyediakan kegiatan-kegiatan bagi anak pra-sekolah.
Tidak terstruktur alias disesuaikan minat anak tidak masalah yang penting ada kegiatan konsisten yang menstimulasi perkembangannya. Mudah-mudahan bermanfaat 

10. Assalamuallaikum. Bunda Siti mau bertanya untuk bunda yang bekerja juga, bagaimana membagi waktu untuk aktifitas belajarnya bunda,, lalu adakah buku,ebook atau website yang dapat kami pelajari untuk menunjang aktifitas fun learning ini bunda,, serta contoh-contoh dan bahan-bahan yang diperlukan bunda,, terimakasih bunda siti untuk jawaban nya.
Linda_solo_IPC5

Jawaban :
Wa’alaikumussalam bunda Linda yang semangat.
Tentunya sebagai ibu yang bekerja seringkali kita merasa waktu bersama anak-anak terasa sempit. Ketika bekerja menjadi pilihan, maka waktu pertemuan anak harus dimaksimalkan kualitasnya. Membuat proyek bersama, memasak bersama, membacakan buku cerita, dan bermain peran secara rutin bisa dijadikan pilihan. One day one activity untuk menstimulasi tugas perkembangan yang harus terlewati bisa dijadikan program awal. Ketika waktunya bekerja, libatkan pengasuh dan keluarga lainnya dalam melaksanakan beberapa program yang telah dibuat orang tua (duduk bareng). Untuk e-book atau website sangat banyak pilihan diinternet. Dengan kata kunci fun learning, activities for preschooler, dan sejenisnya akan memberikan banyak pilihan mana yang cocok bagi putra/putri tercinta.

11. Bismillah
Bu, bagaimana cara menarik inisiatif anak untuk beres-beres setelah melakukan aktifitas. Ntah itu makan atau setelah bermain.
Dwi_Cikarang Barat_IPC10

Jawaban :
Bunda Dwi yang baik, untuk mengajarkan tanggung jawab kepada anak-anak sebelum kita memberlakukan sesuatu seperti makan harus duduk dan habis, mainan dibereskan lagi, dll. Yang pertama harus dilakukan adalah duduk bareng, sampaikan apa harapan kita dan kenapa, kemudian rundingkan caranya yang anakpun boleh ikut memilih, putuskan, dan apa konsekwensinya apabila kesepakatan dilanggar. Misalnya untuk makan, anak diajak bicara kenapa makan harus duduk dan dihabiskan, kemudian anak diajari untuk dapat menentukan sebanyak apa yang akan diambil yang menurutnya bisa ia habiskan, konsekwensinya anak haru menghabiskannya karena ia yang mengambil sebanyak apa makanannya. Tanggungjawab ini seiring bertambahnya usia semakin banyak pada pemberian kesempatan anak bertanggungjawab terhadap pilihannya. Yang paling ampuh dalam mengajarkan tanggung jawab adalah contoh/uswah dan pembagian tugas yang jelas serta konsekwensinya dalam keluarga (untuk anak tentunya disesuaikan dengan usianya). Berikan penguatan ketika anak melakukan apa yang seharusnya mereka lakukan.

12. – Adakah Contoh sumber-sumber yang bisa dijadikan acuan dalam membuat fun curriculum anak, sehingga kurikulum yang kita buat sesuai dengan umurnya. Misalnya KPSP, dan sebagainya
-Klo anak excelent menulis, mewarna dengan rapi, pake tangan kiri, mumpung masih paud, apakah perlu berusaha diajarkan menulis pakai tangan kanan. (Kalau makan, bersalaman, menerima barang sudah bisa tangan kanan). Sedangkan kemampuan menggunakan tangan kiri berhubungan dengan perkembangan kemampuan otak kanan
Maya_meulaboh_IPC10

Jawaban :
Salaam Bunda Maya nun jauh di Meulaboh.
Apabila bunda ingin mendampingi putra/putri tercinta menggunakan KTSP Paud yang biasa dipakai di sekolah-sekolah itu sudah cukup memadai. Tinggal disesuaikan dengan tipe kelas yang biasa ada pendampingan klasikal dan individual. Apabila program dilakukan di rumah, anggota keluarga dan anak-anak tetangga yang seusia ataupun usianya di kisaran yang sama bisa dijadikan teman berkegiatan dalam kegiatan klasikal. Untuk sumber silahkan sudah banyak buku dan website yang menyediakan banyak contoh program/kurikulum, tinggal disesuaikan dengan kebutuhan anak dan orang tua.
Apabila anak kecenderungan menggunakan tangan kiri dalam beraktivitas dan anak tampak merasa nyaman tidak perlu dipaksa menggunakan tangan kanan kecuali untuk aktivitas-aktivitas yang sudah bunda biasakan seperti makan, bersalaman, menerima atau memberi barang,dll. Untuk memaksimalkan keterampilan kedua tangannya bisa distimulasi dengan aktivitas yang yang membutuhkan keduanya, misalnya brain gym.  Mudah-mudahan berkenan.
13. Teteeh, ini pertanyaannya :
– Sejak usia berapakah kurikulum pra sekolah ini bisa diterapkan?
– Anak saya sehari-hari dirumah dan jarang keluar karena lingkungan yang kurang baik. Akibatnya ketika bertemu orang baru sering malu dan nempel ibunya. Bagaimana solusinya, apakah lebih baik belajar dirumah atau di daycare bertemu dengan teman sebayanya supaya dapat bersosialisasi?
Anin__Bandung_IPC 10

Jawaban :
Teh Anin yang ceria, kurikulum pra sekolah ini tentu saja bisa dilakukan sejak anak kita lahir, yang tentu saja disesuaikan dengan usianya. Misalnya untuk anak yang baru lahir, kita membuat program memanggil namanya berulang-ulang, mengenalkan diri bagi orang yang mengajak main anak, misalnya assalamua”alaikum Kiki, ini nenek!, menyimpan jari kita untuk digenggam, dll. Bertambah usia, tugas perkembangannya berubah, maka programnya mengikuti.
Untuk sosialisasi anak tidak harus selalu dengan teman sebaya di daycare. Teh Anin bisa sering ajak anaknya untuk mengunjungi saudara, tetangga, dan komunitas-komunitas /kegiatan-kegiatan untuk anak. Berikan kepercayaan lebih besar ketika ia berada di lingkungan. Awasi dan berikan penguatan, bisa dengan senyum, acungan jempol, dll.

14. Teh Hajar, terima kasih atas materi yang sangat bagus sekali..
saya ingin bertanya, dalam membentuk A Plan for Fun Learning ini apa saja yang harus diperhatikan sebelumnya..misalkan apakah penting melihat karakteristik belajar anak atau tidak atau latar belakang keluarga dan lingkungan atau yang lainnya
Terima kasih.
Muflikhah_Malang_IPC 10

Jawaban:
Sama-sama mba Muflikhah, mudah-mudahan sedikit banyak membantu program di rumah bersama putra/putri tercinta ya.
Tepat sekali mba, sebelum kita membuat program, kita harus melihat potensi-potensi yang mungkin ditemui di sekitar yang bisa dimanfaatkan untuk alat pembelajaran dan hambatan-hambatan yang mungkin muncul sehingga kita bisa mencari alternatif lain tanpa mengurangi kualitas proses dan tujuan yang ingin dicapai.
Begitu juga karakteristik belajar anak bisa dijadikan kendaraan bagaimana kita memaksimalkan kemampuannya tanpa memutuskan rasa ingin tahunya. Apakah anak kita tipe audio, visual, kinestetik, atau mix diantaranya.

15. Assalamualaikum.. wr.wb..
Bagaimana caranya agar anak usia 5,5 tahun agar mau bergaul / interaksi diluar? Mgkin setelah sekolah pagi-siang, istirahat, sore ngaji setelah itu dia ga mau keluar rumah, kadang saya bujuk supaya bermain diluar.. dia lebih milih main games.. saya pingin dia seperti anak kecil pada umumnya yang bersepeda, lari dsb.. dan pengen fun n learning bersama.. selain itu ayahnya pulang kerja pas magrib.. jadi tiap hari aktifitas dengan saya dan si adeknya 2,5th.. terimakasih..
Riska BimaNTB ipc9

Jawaban :
Wa’alaikumussalam warahmatullah bunda Riska.
Di sekolah dan tempat ngaji, saya asumsikan anak bertemu teman dan terjadi proses sosialisasi dan interaksi di sana dengan teman-teman sebayanya atau sekitaran usianya. Sore hari menuju malam adalah kesempatan bersama keluarganya dengan aktivitas bersama tentunya. Apakah naik sepeda, memasak bersama, mempersiapkan meja makan, menyiram tanaman, memberi makan peliharaan kalau ada, mencuci dn mengeringkan piring-piring plastik, dll bersama ibu dan adik tentunya. Sepulang ayah tetap harus ada kegiatan bersama yang dilakukan walaupun sesaat.
Anak cenderung lebih senang main games biasanya karena tidak ada aturan jelas dalam penggunaan gadget atau sejenisnya. Pilihan kegiatanpun tidak dibuat oleh orang tua.
Untuk anak usia 5,5 tahun sudah mulai diberi tanggung jawab tugas-tugas rutin di rumah. Apabila waktu sore masih memungkinkan bermain bersama teman, bunda bisa ajak teman-temannya bermain di rumah tanpa harus keluar, dengan begitu pengawasan atas siapa saja teman anak kita bisa dilakukan dengan lebih optimal. Di hari libur, maksimalkan berkegiatan bersama ayah bila anaknya laki-laki.

16. Assalamu’alaikum. Mba, mau bertanya. Anak saya (1y9m) sudah bisa bicara, tapi belum jelas pelafalannya. Apakah ada permainan khusus yang bisa membantunya supaya bisa bicara dengan jelas? Selama ini saya menstimulasi dengan bercerita, mengobrol dua arah, dan mengulang-ulang kata-kata yang dia belum jelas. Sudah betulkah cara saya? Terima kasih.
Rina-dumai-ipc9

Jawaban :
Wa’alaikumussalam bunda Rina yang semangat.
Apa yang dilakukan bunda sudah tepat. Bisa dimaksimalkan dengan beberapa tambahan aktivitas seperti, memperlihatkan beberapa gambar, baik binatang atau buah-buahan. Bunda sebutkan namanya dan anak mengulang. Kartu bergambarnya bisa diputar. Di lain waktu bunda dan putra/putri tercinta melihat cermin untuk belajar bersama pengucapan suatu kata dengan benar. Biasakan anak membuka mulutnya ketika berbicara dan tidak ditahan. Bermain pengucapan huruf dengan benar, misalnya bermain peran menjadi ular yang mendesis kemudian kita mengeluarkan suara dari huruf s dengan jelas (ssssssssssssss..), atau berpura-pura ada suara blender (rrrrrrrrrr….) sambil berekspresi, dll.
Selamat mencoba!

17. Assalamualaikum, Mba Sarah, salam kenal. Terima kasih banyak atas ilmunya. Aku selalu merasa excited kalau sedang merencanakan kegiatan belajar menyenangkan bersama anak kecil. Pertanyaanku teh, aspek aspek aja yang perlu dieksplorasi oleh anak pada umumnya supaya balanced, sesuai tahapan perkembangannya ? Kemudian, bagaimana tips dalam membagi waktu-waktu sesi fun learning dan materi yang ingin disampaikan dalam satu hari ?
Tika_Tangsel_MANA

Jawaban :
Wa`alaikumussalam, salam kenal juga bunda Tika 
Aspek perkembangan harus dioptimalkan dari anak adalah aspek perkembangan motorik (kasar dan halus), Kognitif, bahasa, sosial emosi, dan moral. Untuk lebih jelasnya bunda Tika bisa cari Developmental Milestones, di sana cukup jelas digambarkan tahapan-tahapan dan karakteristiknya pada usia-usia tertentu.
Fun learning dan materi tidak perlu dipisahkan karena pada prinsipnya fun learning hanya suatu metoda atau kendaraan untuk mentransfer materi-materi yang disesuaikan dengan pertumbuhan dan perkembangan anak.

18. Apakah mutlak harus PIKOR dalam pembuatan a plan for fun learning? Bagaimana bila pembuatannya tanpa disertai dengan point 1 (pengalaman)?
Yustika_Bogor_ipc10

Jawaban :
Mba Yustika, PIKOR itu tidak mutlak apabila keadaan tidak memungkinkan salah satu terpenuhi pada saat itu, misalnya karena waktu terbatas dan bahan ajar yang kurang lengkap, tapi apabila ingin memaksimalkan semua aspek perkembangan anak, maka kegiatan yang berprinsip PIKOR menjadi sebuah keniscayaan karena sesuatu akan lebih maksimal apabila dilakukan secara keseluruhan.Jadi bisa dikatakan pembelajarannya tidak aktif, walaupun tentu saja akan ada pembelajaran yang didapat. Dalam pembelajaran aktif, pengalaman langsung sangatlah penting. Dengan pengalaman langsung akan mudah bagi anak untuk mengikat makna dari pembelajaran. Apabila ada hambatan dalam prakteknya, bisa diganti dengan bermain berperan atau, bermain simulasi. Jadi anak diajak pura-pura berimajinasi berada pada situasi yang sama dengan kenyataannya. Misalnya : Pembelajaran menegenalkan pasar tradisional pada anak, tapi pasarnya sangat rentan dan tidak memungkinkan anak kita dibawa ke pasar saat itu, maka buatlah suasana pasar di rumah dengan barang-barang yang mewakili dan bermain berjualan seperti di pasar. Bisa ditambah dengan memperlihatkan pasar-pasar tradisional secara lengkap, dll.

19. Assalamualaikum Mba . salam kenal
Anak saya masih baby, usianya 8 bulan. Dia udah aktif, alhamdulillah interaktit, tentunya kalau untuk cara-cara seperti yang dibahas di paparan materi tadi jelas belum cukup umur ( karna usia dini) .. Pertanyaannya apa bisa dan bagaimana saya mengajarkan pada anak saya yang masih usia 8 bulan ? Makasih.
Fauziah_bandung_ipc8

Jawaban :
Wa’alaikumussalam bunda Fauziah,
Pada usia 8 bulan anak tentunya sudah makan. Makanan yang sudah mulai bisa diberikan seperti tim saring, bubur beras, bubur pisang, beberapa jenis sayur, ataupun buah dapat merangsang perkembangan otot-otot di mulut yang dapat membantu perkembangan bicara anak nantinya. Anak sudah mulai duduk, merangkak, dan berdiri, kemampuan menggunakan tangan, seperti meraih, menarik, menggenggam, melemparkan/melontar benda yang dipegangnya,secara emosional sudah mulai menunjukkan ekspresinya ketiak senang, marah, kaget, ataupun ketika tertari akan sesuatu, perkembangan bahasa menunjukkan anak dapat mengenali namanya apabila dipanggil, mengenali nama anggota keluarganya, dan mulai mengerti kata sederhana seperti tidak atau jangan.
Anak usia 8 bulan tentu saja bisa dibuatkan program untuk memaksimalkan perkembangannya terutama sensori motorik dan bahasanya. Melihat karakteristik anak usia 8 bulan di atas, tentu saja programnya disesuaikan dengan apa yang harus dioptimalkan atau dibantu.

20. Pertanyaan :
-Bagaimana cara menyikapi anak yang berkarakter leader yang cenderung mendominasi dan tidak mau diatur untuk mau mengikuti aturan main yang telah kita susun dalam plan for fun learning kita?
-Anak saya yang besar 4,5 tahun lebih suka permainan yang cenderung mengasah motorik kasar seperti main sepeda dll.sedangkan adiknya baru berumur 9 bulan. Kira-kira permainan apa yang bisa dimainkan bersama untuk menumbuhkan bonding antar kakak adik agar kakak tidak cemburu dan adik mulai belajar sesuai dengan usianya? trimakasih
Dini_kudus_ipc8

Jawaban :
Bunda Dini yang baik, menyikapi anak yang berkarakter dominan, biasakan ada informasi yang jelas mengenai suatu situasi dan rules di dalamnya. Jadi setelah permainan/kegiatan dan aturan disosialisasikan selanjutnya buatlah kesepakatan. Buat senyaman dan se-fun mungkin karena pada prinsipnya program untuk anak pra sekolah harus disesuaikan dengan cara belajar anak. Apabila anak lebih suka kegiatan yang bersifat fisik, mau tidak mau bunda dan ayah harus terlibat dan aktif berkegiatan yang sama sambil transfer/stimulasi anak sesuai dengan apa yang sudah dirancang. Bagi anak yang aktif kendaraan pembelajaran memang harus banyak bergerak dan aktivitas yang membutuhkan si anak duduk tenang dalam jangka waktu tertentu bisa lebih sedikit porsinya dan ditambah secara sedikit demi sedikit sesuai dengan kebutuhan.
Bonding terjadi apabila ada kegiatan keluarga (ayah,bunda, kakak, ade) bersama yang rutin dilakukan seperti misalnya membuat proyek dari lego bersama, tentunya lego yang agak besar yang aman buat adiknya, kemping-kempingan di dalam rumah, dll. Kakak diberi penguatan dan ucapan terima kasih setiap berbuat baik kepada adiknya dan seringlah sampaikan bahwa dia kakak yang baik bagi adiknya di dalam pertemuan keluarga atau teman. Untuk anak usia 4.5 th dan 9 bulan memang ada rentang cukup jauh kalau kita berharap kakaknya bertahan lama bermain bersama adiknya. Harus kreatif mencari kegiatan-kegiatan bersama lainnya.

21. Pada usia berapa sebaiknya mulai untuk menstimulasi anak berkegiatan?
Bagaimana sebaiknya plan fun untuk balita usia 12 bulan yang belum bisa diajak berkomunikasi layaknya oorang dewasa?
Kikitrisy_Yogyakarta_ IPC8

Jawaban :
Bisa dimulai sedini mungkin.bunda Kikitrisy. Dengan mempelajari tahapan-tahapan perkembangan anak, insyaAllah kita bisa meraba dan belajar apa yang harus distimulasi pada saat itu. Tentu saja anak usia 1 tahun hanya bisa diajak berkomunikasi dengan bahasa khusus anak usia 1 tahun . Pada saat ini anak-anak bisa dilatih bicara dengan kata-kata sederhana dengan pengucapan yang benar. Ketika mengenalkan sesuatu, gerakan atau contoh dari orang tua sangatlah penting. Misalnya kita meminta anak memasukan benda kedalam kotak, maka berilah contoh sambil kita mengucapkan “masukan”, dst. Pada usia ini juga biasanya anak sudah mulai memilih, misalnya memilih baju mana yang mau dipakai, maka orangtua bisa mendorong anak untuk memutuskan apa yang diinginkannya.

22. Saya bunda dari 2 orang anak, anak yang pertama umur 3,5 tahun sekolah PG dan yang kedua masih bayi umur 1,5 bulan. Saya working mom, saat ini yang menjadi kegelisahan saya adalah takut tidak dapat menciptakan suasana yang menarik untuk belajar bagi anak saya yang pertama karna intensitas ketemu kami tidak banyak dan harus berbagi dengan si adeknya. Mohon saran nya agar saya dapat memberikan fun learning dirumah dengan waktu yang terbatas. Terimakasih
Rahma_depok_ipc8

Jawaban :
Bunda Rahma yang semangat.
Tentunya sebagai ibu yang bekerja seringkali kita merasa waktu bersama anak-anak terasa sempit. Ketika bekerja menjadi pilihan, maka waktu pertemuan anak harus dimaksimalkan kualitasnya. Membuat proyek bersama, memasak bersama, membacakan buku cerita, dan bermain peran secara rutin bisa dijadikan pilihan. One day one activity untuk menstimulasi tugas perkembangan yang harus terlewati bisa dijadikan program awal. Ketika waktunya bekerja, libatkan pengasuh dan keluarga lainnya dalam melaksanakan beberapa program yang telah dibuat orang tua (duduk bareng). Jangan gelisah lagi ya 

23. Assalamu’alaikum, salam kenal bunda sarah. Materinya pas sekali dengan kondisi saya. Saya mantan guru tk, Putra saya (4,5y) saat ini belum saya masukkan ke sekolah/tpa. Jadi di rumah saya memberikan materi yang dulu biasa saya berikan ke para didik saya, baik kognitif, bahasa, motorik halus/kasar, seni, mengenal dan menghafal do’a harian dan surat” pendek, dll. Yang saya mau tanyakan, putra saya ini kalau belajar suka semaunya. Kalau di berikan pengarahan, terkadang tidak di patuhi. Contoh : ketika pelajaran seni menggunting/menempel, sudah menggunting padahal belum di mulai atau memberikan lem yang banyak padahal belum di suruh untuk memegang lem. Itu contoh sedikit bunda sarah, mungkin ada perbedaan dalam mengajari learning with fun untuk anak laki-laki? Terima kasih atas jawabannya
Emma_tangerang_ipc2

Jawaban :
Kita sama-sana guru TK ya bunda Emma 
Alhamdulillah pengalaman sebagai guru TK menjadikan bunda lebih siap dalam pembuatan perencanaaan program bagi putra tercinta. Untuk prakteknya sosialisasi aturan dan kesepakatan bersama dalam permainan sangatlah penting terutama anak yang sedang belajar memahami bahwa aturan itu harus diikuti. Bagi beberapa anak treatment yang diberikan memang harus berbeda misalnya kita tahu bahwa anak kita sedang belajar untuk terburu-buru maka lem kita keluarkan setelah tahap pertama selesai. Ini terus dilakukan dalam beberapa kali pertemuan selanjutnya katakana bahwa lemnya akan mulai disimpan bersama barang lain, tapi untuk menggunakan lem harus selesai tahapan pertema seperti apa yang biasa anak lakukan sebelumnya. Perbedaan anak laki-laki dan perempuan adalah, anak laki-laki lebih menyukai kegiatan yang bersifat motorik kasar dan menantang, jadi buatlah kegiatan yang dapat membantu penyaluran kebutuhan bergerak dan eksplorasinya.

24. Mba mau nanya
Kalo bikin kurikulum nya harus bikin pertahun perbulan atau perminggu?
Putri_bandung_IPC 7

Jawaban :
Bunda Putri, pembuatannya bisa disesuaikan kebutuhan bisa perminggu, perbulan, ataupun pertahun. Yang harus dibuat dengan jelas di awal adalah visi-misi keluarga mau dibawa kemanakah pendidikan putra-putri tercinta.

25. Pertanyaan:
Assalamualaikum. Hai teh sarah salam kenal! Menurut teh sarah, apa sih tantangan atau kesulitan terbesar saat kita sebagai orangtua mengaplikasikan fun learning di rumah?
Bunga Erlita_Jogjakarta_IPC7

Jawaban :
Wa’alaikumussalam warahmatullah bunda Erlita,
Kesulitan atau tantangan terbesar yang sering muncul adalah karena dari awal visi-misi pendidikan anak dalam keluarga belum/tidak jelas, pasangan kurang mendukung, malu apabila kegiatan harus berhubungan dengan lingkungan luar, dana (untuk sebagian orang), malas, menyerah, dan tidak istiqomah.

26. Assalamu’alaikum bunda siti,saya punya anak kembar,usia 5 tahun,sampai saat ini anak saya belum tertarik dengan kegiatan calistung, senangnya mainan fisik,,apakah itu masih wajar.
Atin_klaten_ipc6

Jawaban :
Wa.alaikumussalam bunda Atin,
Alhamdulillah senangnya mempunyai anak kembar. Saya ingin sekali lho punya anak kembar . Anak prasekolah yang distimulasi adala pra-baca, pra-tulis, dan pra-hitung. Jadi bunda Atin bisa menstimulasi ketiganya dengan membuat kegiatan yang membuat anak-anak banyak bergerak secara dinamis. Wajar, tapi perlu diarahkan 

27. Assalamu’Alaikum…Ibu Sarah yang dirahmati Allah, saya ingin bertanya tentang bahaya Mental hectic. Beberapa waktu yang lalu saya membaca timeline disebuah social media dari KEMENDIKNAS, REPUBLIKA.CO.ID bahwa anak Balita yang diajarkan Calistung (Baca, Tulis, Hitung) bahaya terkena mental hectic saat SD Kelas 2. Bagaimana menurut Ibu Sarah?
Haturnuhun, Jazakillah.
AyumeL/Cipanas/IPC 4

Jawaban :
Wa,alaikumussalam bunda Ayumel yang sholehah,
Mental hectic akan terjadi apabila anak pra sekolah “dipaksa” untuk mempelajari sesuatu yang belum waktunya. Bisa saja anak kelihatan baik-baik saja tapi sebetulnya otaknya overload dalam menerima banyak informasi yang belum siap otak olah karena memang ada tahapan sebelumnya terlebih dahulu yang dimaksimalkan. Konsep Calistunpun harus disamakan dulu persepsinya. Pada usia prasekolah, dalam pengenalan pra-calistung anak diajak untuk mengolah informasi berdasarkan segala sesuatu yang bersifat konkrit. Bisa dilihat, didengar, diraba, dirasa, dihidu dsb. Apabila anak tidak melewati stimulasi ini maka biasanya anak akan menurun prestasinya pada SD kelas 3 atau 4 karena biasanya pembelajaran bersifat abstrak. Apabila anak tidak dikenalkan akan sesuatu secara bertahap, maka otaknya akan kosong akan informasi, atau terlalu dini dikenalkan sesuatu yang belum saatnya, maka otaknya akan kewalahan sementara informasi dalam otak banyak tapi tidak saling terkait. Wallahu’alam.

28. Assalamualaikum mbak, saya mau tanya pada usia berapakah anak sudah bisa diajarkan tentang sex education? yang manakah yang baik apakah mengenalkan anggota tubuh sesuai bahasa biologi nya atau bahasa yang mudah dimengerti saja bagi anak?
Artika_batam_ipc4

Jawaban :
Wa’alaikumussalam bunda Artika,
Yang kita ajarkan kepada anak kita adalah seksualitas bukan sek. Seksualitas adalah
• Totalitas kepribadian
• Apa yang kita percayai, rasakan, pikirkan, rasakan, pikirkan, dan bagaimana kita bereaksi
• Bagaimana kita berbudaya, bersosial, dan berseksual
• Tampil ketika berdiri, tersenyum, pakaian, tawa, dan menangis
• Menunjukkan siapa kita
Misalnya saya, saya adalah serang wanita berkerudung, buat saya yang boleh terlihat hanyalah tangan dan wajah, saya lebih senang memakai rok, dan model kerudungnya menutup dada. Maka itu menunjukkan siapa saya sebagai pribadi. Tiba-tiba sahabat semua bertemu saya tidak berkerudung, rambut diwarnai, memakai rok mini, baju tak berlengan lalu setiap melihat laki-laki saya dekati sambil menyapa dengan suara lembut “Hai om mau ke mana, saya temani ya!” sambil ketawa-ketiwi dan colek-colek. Nah pasti yang melihat akan kaget dan melihat kepribadian yang berbeda dari saya. Contoh lain ada seorang anak laki-laki yang selalu tersenyum, membantu orangtua, menghargai perempuan, menjaga pandangan, dll. Sebaliknya ada laki-laki tapi kemayu, semua tingkah lakunya seperti perempuan, dan ujung-ujungnya ternyata dia merasa dirinya perempuan. Semua itulah yang tercakup dalam seksualitas, jadi kita bisa pahami sekarang bahwa yang harus pertama kali kita ajarkan kepada anak kita sejak dini adalah SEKSUALITASnya, bagaimana kita mendampingi anak laki-laki kita menjadi laki-laki sejati dan anak perempuan kita menjadi perempuan seutuhnya yang tentunya kedepannya disipkan menjadi seorang calaon suami, istri, ayah, dan ibu.
Sejak kapan diajarkan ? sejak dini seperti yang diajarkan Rasulullah tercinta.

29. Assalamu’alaykum Mbak, mau nanya : umur berapa sebaiknya anak masuk sekolah playgroup. Dan bagaimana criteria sekolah playgroup yang baik bagi anak. Terima kasih
Ismundarti-bekasi-ipc4

Jawaban :
Wa’alaikumussalam bunda Ismurdanti,
Kapan sebaiknya anak masuk playgroup ? sebaiknya anak usia PG di rumah saja pendidikannya bersama ayah dan ibunya apabila ayah dan ibunya mempunyai waktu lebih banyak mendampingi. Playgroup adalah alternative, bagaimana kalau memilih memasukan anak ke PG, bisa dimulai dari usia 2 tahun. Selama 2 tahun pertama maksimalkan kelekatan dengan bunda. Kriteria sekolah yang bagus adalah yang cocok dengan visi-misi keluarga dan cocok buat anak. Cara melihat sekolah bagus atau tidak, mintalah ngobrol/diskusi dengan kepala sekolahnya tentang program sekolah dan minta ijin untuk melihat gurunya mengajar. Dari penjelasan beliau dan cara penerimaan beliau terhadap kita bisa juga kita lihat bagaimana iklim sekolah.

30. Bun, saya punya 2 anak perempuan yang usianya terpaut 3 tahun. Kakak usia 6, adiknya 2,8 tahun. Tentu mereka di milestone yang beda, dengan ragam permainan yang berbeda. Bagaimana cara memisah permainan mereka ya bun….karena kadang kakak lagi asik gunting-gunting, adik tidak mau kalah pegang gunting juga. Padahal gunting ditahap 3 tahun kurang sepertinya belum waktunya dikasih. Terimakasih.
Ari_depok_ipc6

Jawaban :
Wa’alaikumussalam bunda Ari,
Bunda bisa sesuaikan dengan apa yang bisa dioptimalkan di rumah mana yang mau digabung, mana yang mau individual kegiatannya. Walaupun berbeda tahapannya, dalam aktivitas bersama kakak sama adik bisa diberikan tanggungjawab yang berbeda. Berarti harus sering membuat kegiatan yang alurnya sedemikian rupa sehingga keduanya terfasilitasi. Misalnya kegiatan memasak bersama ,. Kaka bisa bertugas mencari resep di buku yang mau dibuat, mengambil bahan-bahan di kulkas, dll, sementara adik bisa bantu cuci-cuci bahan yang mau dipakai, petik-petik, dsb. Untuk menggunting, adik yang berusia 3 tahun sudah mulai boleh diajak menggunting garis lurus ataupun guntinga acak dengan syarat dalam pengawasan orang tua. Untuk awal stimulasi menggunting ada gunting plastic khusus toodler.

31. Tanya mbak, anaknya teman sena itu umurnya 3 tahun + lagi senang-senangnya main yang kaya berkhayal gitu.. Kadang tentang robot-robotanan atau film terbaru yang ada di tv..
Yang kadang khayalannya tidak dipahami sang ibu.. Kalo sudah gitu, si anak kadang jadi ngambek..
Bagaimana caranya menjadikan hal-hal seperti berkhayal itu jadi lebih baik dan bisa dijadikan belajar untuk anak-anak seumurannya..
Sena_NTB/Depok__IPC 3

Jawaban :
Mba Sena, anak usia 3 tahun adalah masa-masanya senang bermain pura-pura/imajinasi. Untuk memahami apa yang dimainkan anak kita bergabunglah dan main bersama dalam beberapa kesempatan. Posisikan kita sebagai teman bermainnya. Dengan begitu orang tua bisa memasukan isme-isme /pengetahuan yang ingin kita transfer pada anak-anak. Bahkan kita bisa membuat situasi permainan pura-pura dan mengajak anak-anak bermain. Misalnya robot adik sedang kebingungan mencari jalan menuju sekolah, taman,a atau apaun sehingga memungkinkan orangtua dan anak mencari jalan bersama sambil menstimulasi motorik, bahasa, social emosi, kognitif, dan moralnya. ( di jalan robot menemui rintangan yang harus diloncati maka anak ikut dijak loncat, robotpun harus melewati gunung, maka kita hitung gunung pura-pura yang terlewati, dsb)

32. Assalamu’alaikum bunda sarah.. menarik sekali materi malam ini.. alhamdulillah anak-anak saya cowok usia 4 tahun dan 2 tahun senang sekali bongkar-bongkar. Rak-rak buku, lemari, mainan, tempat tidur.. bagaimana mengarahkannya biar bongkar-bongkarnya jadi bermanfaat? karena saya tidak tega untuk melarang.. takut menghambat kreatifitasnya.. terima kasih..
Fathimah_ternate_ipc 3

Jawaban :
Wa.alaikumussalam bunda Fathimah yang dirahmati Allah,
Bunda bisa beri tema dalam setiap permainan. Misalnya setiap anak akan bermain bunda beri tugas, misalnya bunda ingin membantu warga Jakarta tidak kebanjiran, tolong buatkan bunda kota yang rumah-rumahnya anti banjir. Setelah selesai fotolah untuk portofolio anak. Setelah selesai waktunya beres-beres bersama. Masih banyak stimulasi menarik lainnnya yang bisa bunda dapat di buku-buku dan internet.

33. Anak saya umur 2 tahun 10 bulan. Seringkali saya sudah menyiapkan serangkaian mainan untuk anak saya. Saya merasa udah berusaha menberi arahan cara bermain,tapi dia seringnya mengganti arahan sesuka dia. Apa yang harus saya lakukan supaya dia mau menurut arahan dari saya?
Mai_cikarang_ipc3

Jawaban :
Bunda Mai di Cikarang, untuk anak usia 2 tahun 10 bulan dalam praktiknya kita akan lebih banyak mengikuti minat anak. Dengan mengikuti minat anak, maka stimulasi akan lebih mudah dilakukan. Misalnya dengan memancing anak apa yang ingin anak-anak mainkan besok, atau apa yang ingin anak-anak ketahui lebih jauh. Nah dari sanalah kita membuat program dan mempersiapkan perlengkapannya. Ini disebut emergent curriculum. Tapi tentu saja ada beberapa program yang harus coba anak-anak ikuti dengan terus dimotivasi dan dikuatkan.

34. Assalamu’alaykum bu sarah.. senang bisa membaca dan mendapat tambahan gambaran dari materi ibu..
Saya mau tanya,bagaimana yaa,menjelaskan konsep hal berbahaya untuk anak usia 2,5 tahun, tanpa menakut-nakuti? seperti hal/permainan yang berbahaya, atau tempat-tempat yang tidak/kurang aman, dan menghadapi orang asing. dia termasuk anak yang enjoy dengan hal dan tempat baru, dan ga takut orang asing.. terima kasih..
Ade_jogja_ipc3

Jawaban :
Wa’alaikumussalam bunda Ade,
Penjelasan yang efektif bagi anak pra sekolah mengenai hal-hal yang bunda sebutkan adalah melalui gambar, cerita, dan praktik langsung sampai anak betul-betul memahami. Artinya tidak cukup sekali informasinya kita berikan. Harus beberapa kali sampai kita yakin anak bisa. Pemahaman anak terhadap sesuatu yang berbahaya juga pada usia 2 tahun di luar dari benda-benda di sekitar yang secara konkrit terlihat secara kasat mata berbahaya sedang berkembang/berproses. Untuk masalah orang asing, sebaiknya anak selalu dalam pengawasan terutama di luar lingkungan keluarga dan sekolah. Tetap berikan kepercayaan bagi anak untuk bereksplorasi tanpa rasa khawatir yang berlebihan.

Islamic Parenting Community
fan page: https://m.facebook.com/isparentingcommunity
Instagram: @islamicparenting
twitter: @isparentingcom
blog: isparenting.wordpress.com

Menghujamkan Tauhid ke dalam Jiwa Anak

RESUME MAJELIS AYAH

Sabtu, 21 Maret 2015

Menghujamkan Tauhid ke dalam Jiwa Anak

Narsum : Ust. Bachtiar Nasir

AKU PEDULI IMAN ANAKKU!!!

Sesungguhnya, hanya ada 2 agama di dunia ini :

1. AGAMA ALLAH : Fitrah Manusia dlm penciptaannya.
2. AGAMA ORANG TUA : Agama yg diajarkan oleh orang tua kepada anaknya.

Boleh jadi, orang tua adalah ‘penjahat’ pertama bagi anak manusia, krn doktrin ‘agamanya’ telah merusak ‘agama ALLAH’ yg telah mjd fitrah smua manusia.

Contoh :
Ortu berkata ‘dahulu nenek moyangmu melakukan …&…’
padahal hal itu bertentangan dgn ‘agama ALLAH’
Orang tua bertanggung jawab dalam menjaga fitrah keimanan anak2nya.

AYAH adalah ORANG PERTAMA YG BERTANGGUNG JAWAB thd KEIMANAN ANAKNYA.

Maka ayah,
Jangan bosan menasehati Istrimu.
Jangan bosan menasehati anakmu 🙂

Keimanan yg bagaimana yg harus tertanam di jiwa anak?
1. Keimanan utk selalu memeluk Islam hingga akhir hayat.
Landasan :
QS. Al Baqarah [2] : 132
“Hai anak-anakku! Sesungguhnya ALLAH telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dlm keadaan memeluk agama Islam”

2. Keimanan terhadap Tuhan Yg Esa, tdk menyekutukan ALLAH (tdk syirik), taat & patuh hanya kpd ALLAH.
Landasan :
QS Al Baqarah [2] : 131
“Apa yg kamu sembah sepeninggalku?” Mereka menjawab “Kami akan menyembah Tuhanmu & Tuhan nenek moyangmu,Ibrahim,Ismail, & Ishaq, (yaitu) Tuhan Yg Maha Esa & kami hanya tunduk & patuh kpd-Nya”

Bagaimana caranya? Bagaimana metodenya?
Bagaimana langkah-langkahnya?

Perhatikan Prinsip-prinsip Dasar Menanamkan Tauhid kepada Anak dgn Metode & Langkah2 sbb :

1. Ajarkan Iman dahulu sebelum Al Qur’an

• Abdullah bin Umar ra berkata : “Dahulu, kami mempelajari keimanan sebelum belajar Qur’an”

• Jundab Albajly : “Dahulu, ketika kami menjelang usia baligh bersama Rasulullah, kami mempelajari keimanan sebelum mempelajari Qur’an. Setelah itu, baru mempelajari Qur’an, akibatnya bertambahlah keimanan kami.”

Tanya : Bolehkah anak usia dini mempelajari Qur’an / mjd hafidz atw hafidzoh?

Jawab : Boleh, asalkan jangan lupa pada esensi keimanannya mksdnya jgn sampai mengejar target utk mjd hafidz sejak usia dini, namun lupa mengajarkan keimanan kepada ALLAH (menanamkan tauhid) dlm jiwa anak.

Bagaimana menanamkan tauhid dalam jiwa anak?

A. Perhatikan kaedah ‘Mencintai ALLAH karena  ALLAH baik’

Contoh :
‘Maha besar ALLAH yg menciptakan buah-buahan yg bermacam-macam bentuk & rasanya’

‘Betapa ALLAH sayang kpd kita sehingga kita diberi kemampuan utk bergerak’

‘Maha besar ALLAH yg beri kita kmampuan untuk mempelajari Al Qur’an’
dsb…

Jangan takut-takuti anak dgn murka ALLAH krn otak anak blm siap untuk menerima itu.

Contoh :
‘Kalau adek gak mau sholat,nanti adek dimasukkan ALLAH ke dlm neraka, dibakar dst…’

‘Ayo murajaah, kalau kamu gak mau murajaah nanti ALLAH marah’

‘ALLAH gak suka lo sama anak nakal, nanti ALLAH marah kalau adek nakal’
(sbenernya yg gak suka itu ALLAH atw ortunya? Hati2 mengatasnamakan ALLAH)

B. Anak2 akan mudah mencintai ALLAH jika banyak dikenalkan dgn ihsan (kebaikan2) ALLAH kpd hamba hamba-Nya, perbanyak menyebut nama ALLAH di telinga anak, baik dgn deskripsi maupun dlm diskusi / tanya jawab.
Bacakan ayat2 ALLAH yg terdapat pada ciptaan2 Allah di sekitar anak.
Kaitkan semua kejadian sehari2 di skitar anak dgn kebesaran ALLAH.
(Stay connecting with ALLAH)

Contoh :
Anak sakit, JANGAN katakan:
‘Ayo minum obatnya spy sembuh’
Tapi KATAKAN :
‘Berdoalah kepada ALLAH supaya sembuh, tp jg hrs minum obatnya krn ALLAH suruh kita untuk berusaha. Kesembuhan hanya dari  ALLAH’

Saat anak bertanya :
‘Ayah, kok burung bs terbang?’

Jangan hanya katakan :
‘Iya, burung bisa terbang krn pnya sayap’
Tapi KATAKAN :
‘Iya, ALLAH yg berkehendak & menggerakkan burung itu (->tanamkan tauhid), ALLAH berikan sayap & beri ptunjuk utk terbang (-> tauhid & ilmiah) sehingga burung itu bs terbang’

Saat anak meminta sesuatu :
‘Ayah, belikan aku sepeda baru’

Jangan hanya katakan :
‘Iya, nanti kalau ayah ada rezeki, ayah belikan’

Tapi KATAKAN :
‘Iya, kita berdoa ya agar ALLAH berikan rezeki kpd kita sehingga adek bisa dpt sepeda baru’ 🙂

Antar anak tdr dgn nama ALLAH, doakan anak sesaat ketika tidur & bangunkan anak dgn penuh syukur dgn nama ALLAH.

2. Setelah itu langsung tanamkan ‘Islam adalah Din yg Allah ridhoi’

Tujuan utama menanamkan tauhid kpd anak adalah agar anak TAAT kpd Allah & Rosulnya.

Iman bukan hanya mengakui keberadaan Allah, namun jg TAAT pada perintah Allah.
Syetan mengakui keberadaan Allah, tp tdk taat pada perintah Allah, maka tdk bs disebut beriman.

▶ Ajarkan Adab dalam islam.

Contoh :
‘ ALLAH perintahkan kita utk sholat’
‘Sebelum makan kita berdoa’
‘Rosul mengajarkan utk bicara santun’
‘Rosul ajarkan kita untuk sholat di awal waktu’
dsb..

Tingkatkan ketaatan anak sampai pada sikap wala’ & bara’ -> Takut & Hanya bergantung kepada ALLAH
Landasan : Al-An’am : 78, Al-Mumtahanah : 4, Yunus : 41, Hud : 54, dll

Sehingga anak menyadari bahwa ia beribadah & melakukan semua aktifitasnya hanya krn ALLAH.

Jika sdh pada tingkatan 👆, anak akan dgn sukarela belajar Al Qur’an & beribadah sesuai perintah ALLAH.

Mengajarkan Al Qur’an, mengajarkan adab, mengajarkan ibadah bisa dilakukan bersama2, namun tetap menanamkan Tauhid tidak boleh dikesampingkan bahkan ketika anak masih dalam kandungan.

▶Mahabbah & Ittiba’ Rasulullah

Obejctive :
Anak kita, belum sempurna imannya sbelum kecintaannya kpd ALLAH & Rasul-Nya melebihi kecintaannya kpd ortu & orang lain yg ia cintai.

Ittiba’ Rasulullah :
Ali Imran : 31

Metode :
– Bimbing bershalawat sebanyak-banyaknya
– Membaca doa setelah adzan & doa2 sehari2 sesuai kebutuhan anak.
– Kisahkan tentang kehidupan pribadi Rasulullah, bacakan shiroh ttg Rasulullah.

“Rabbana hab lana min azwajina wa dzuriyatina qurrata a’yunin waj ‘alna lil muttaqina imaman”

“Ya Tuhan kami, anugerahkan kpd kami pasangan kami & keturunan kami sbg penyejuk hati kami & jadikan kami pemimpin bagi orang2 yg bertaqwa’
(QS. Al Furqan : 74)

Semoga bermanfaat
Wallahu a’lam

Teknik Memulai Home Education

Teknik Memulai Home Education”

Disarikan oleh:bunda Irene, dr Group Home Education Berbasis Potensi dan Akhlak Nasional
3 Desember 2014

Subject Matter Expert (SME):
Bunda Septi Peni Wulandani (founder IIP sekaligus praktisi HE sejak 1996)

——————————

Assalamu’alaikum wr.wb. ayah bunda yg dirahmati Allah s.w.t

Alhamdulillah, kali ini kita dapat bertemu kembali, untuk belajar bersama-sama membangun pribadi-pribadi yang indah masa depannya. Pada pertemuan yang lalu, kita telah membahas mengenai bagaimana memulai melakukan home education. Tema kali ini adalah menyambung tema sebelumnya, yaitu membahas teknik untuk memulai home education.

Sebelumnya kita pahami dulu Home Education (HE) adalah kewajiban syar’i kita sbg orangtua.
Bahkan menurut saya justru jadi ilmu wajib bagi para calon ibu dan calon bapak.

Home Education itu dimulai dari satu pemahaman para fasilitator utamanya yaitu kita sebagai orangtuanya.
Beberapa hal yang perlu kita lakukan untuk memulainya, adalah:

1. Berdiskusi secara rutin antara anda dan pasangan tentang konsep HE. Tentukan jadwal khusus untuk anda bersungguh-sungguh membahas hal ini.

–> Ada pertanyaan dari seorang bunda, dimana hampir kebanyakan para ayah waktunya tersita utk bekerja.
Bagaimana agar para ayah bisa optimal dalam menerapkan HE bersama?
* Nah, ini adalah tantangan yg jamak dialami setiap keluarga, maka tugas kita mengubahnya menjadi tidak biasa di grup ini.
Kuncinya “komunikasi”

2. Langkah jitu adalah mengajak para ayah masuk di grup ini. Kemudian lanjutkan dengan minta investasi waktu para ayah untuk mendiskusikan ttg pendidikan anak. Laksanakan “family strategic planning” setiap satu tahun sekali. Kemudian di breakdown dg family meeting setiap sepekan sekali. Kuncinya adalah “ayah, ketika anda bisa professional melakukan pekerjaan kantor, maka mulailah dengan sangat professional di perusahaan yg dititipkan Bos Besar kita di pundakmu, karena ini pertanggungjawaban dunia akherat.

–> HE secara otomatis membutuhkan kuantitas waktu yang lebih intens, maka pertanyaan berikutnya adalah bagaimana hal ini bisa dilakukan oleh orang tua yg single parent?
* Siapa bilang single parent tidak bisa mendidik anak dengan baik? Provokatif ya judulnya 🙂
Saya (bunda Septi, pen.) blm berpengalaman untuk single parent ini, tetapi saya sejak 8 th dididik oleh seorang ibu yang single parent. Beliau selalu menyempatkan ngobrol dengan kami setiap hari, di sela-sela kesibukannya bekerja. Menularkan value dengan baik. Kemudian beliau mencarikan mentor kami saat aqil baligh kebanyakan adalah sosok ayah. Untuk keseimbangan katanya, karena kami tidak punya ayah.
Di saat ibu libur bekerja pasti kami diajak jalan-jalan keliling kota. Meski hanya jalan kaki, tapi rasañya bahagia. Jadi sebenarnya yang terpenting kehadiran fisik kita harus berbarengan dengan kehadiran ruh, hati dan pikiran.
Karena banyak orangtua yang lengkap tapi anaknya merasa tidak punya orangtua. Secara fisik kita hadir, tapi pikiran dan hati kita entah kemana.

3. Seringlah belajar bersama dengan pasangan kita tentang HE, baik dengan silaturahim, ikut seminar, bedah buku dll kemudian segera tentukan apa hal-hal baik yg bisa segera kita terapkan di keluarga kita.

–> HE secara ideal bisa dilakukan dengan saling support suami dan istri.
Didalam penerapan HE ini, adakalanya keluarga dalam satu rumah tidak hanya terdiri dari ayah, ibu, dan anak. Tapi ada nenek, kakek, atau tante. Bagaimana kita menyikapinya?
* Para bunda sayang, perkuat terlebih dahulu konsep pendidikan anak yg disepakati antara suami dan istri. Menurut pengalaman saya 19 th mendidik anak-anak, selama kita kuat maka om, tante, nenek akan diam. Tetapi bila kita tampak tidak yakin, maka orang lain akan ikut campur tangan.
Kuncinya selama Allah dan Rasulnya tidak murka, silakan terus jalan dengan keyakinan anda.

4. Berpeganglah teguh pada Al Quran dan Hadist sebagai acuan utama kita mendidik anak. Yang lain hanya jadikan referensi, jangan justru membuat anda bingung.
Belajarlah melihat potensi unik anak-anak kita, kemudian perkuat sisi keunikan tersebut, ingat anak kita adalah “limited edition” hanya kita yang paham, jangan pasrahkan ke orang lain.

–> Kemudian timbul pertanyaan, bagaimana cara mengenali keunikan setiap anak, tanpa membandingkan dg anak yang lainnya?
* Para bunda yang penuh semangat, kita dibekali mata dan hati untuk melihat keunikan anak, pergunakan itu, kemudian tambahkan dengan ilmunya. Pertama amati terlebih dahulu apa yg membuat anak bahagia atau enjoy, catat moment-moment tersebut. Kemudian amati apakah ada pengulangan? Kalau ya apakah dia merasa “easy” menjalankannya?
Setelah itu, lihat apakah anak mencapai “excellent” dengan jam terbangnya.
Ada tahapan untuk melihat sisi unik anak. Nanti akan kita bahas khusus ya.

5. Mulailah membuat kurikulum untuk anak-anak kita dengan sederhana, mulai dari aktivitas mereka 0-2 th, 2-7 th.

–> Disini kita perlu memperhatikan materi yang akan diberikan pada anak. Tahapan materi yang pertama harus kita kuatkan adalah :

a) Fitrah keimanan : iman-akhlak-adab-bicara
b) Fitrah belajar : intellectual curiosity-creative imagination-art of discovery and invention- noble attitude
c) Fitrah bakat : perhatikan 4E activities anak (enjoy, easy, excellent, earn)
d) Fitrah perkembangan : ikuti Cara rasul mengembangkan fisik anak, pola hidup beliau,kemandirian beliau dll
Perkuat bonding anda bersama anak2 di usia 0-7 th ini. Perkuat dengan bahasa ibu dan bermain bersama alam.

Jadi sebaiknya jangan terlalu dini memasukkan anak ke lembaga yang bernama “sekolah”
Ketika sudah memasuki usia sekolah perkaya wawasan anak dg berbagai konsep pendidikan. Ingat “sekolah” itu hanya bagian pilihan dari pendidikan, bukan satu-satunya.

6. Konsep utama HE adalah Iqra’ dan thalabul ‘ilmi. Jadi urusannya adalah belajar atau tidak belajar bukan sekolah atau tidak sekolah.

–> Lalu dimanakah letak irisan antara HS dan HE, apakah HS sama dengan HE?
* HS itu adalah bagian dari HE. Jadi yang wajib kita lakukan adalah HE dimulai dari dalam kandungan, masa pre aqil baligh dan aqil baligh. Ketika masuk usia sekolah, anak mau memilih sekolah/ Home schooling/komunitas sesuai passion anak itu semua pilihan. Kalau anak memilih sekolah, tugas kita untuk mencari partner lembaga yang cocok dengan konsep HE kita di rumah. Bila tidak cocok saatnya kita swicth dengan yg cocok. Jangan dibalik kita yang pasrah pada konsep sekolah dan mengorbankan HE anak.
* Ijazah? Jangan galau, makin lama anak2 makin dilihat kompetensinya. Saya membuktikan untuk 2 anak saya, mereka kuliah di Singapura tidak diminta ijazahnya, dan sekarang ditawari kerja dimana2 tanpa diminta ijazahnya juga.

——————————
Demikian ayah bunda, pemaparan dari SME kita hari ini, semoga memberi manfaat dan terus mencari ilmu untuk kebaikan dunia akhirat.

Jejak jiwa dalam proses ‘islamic parenting’

Bismillah.. Diskusi HSMN kel.11 🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀 📌Hari/ Tgl: Senin/ 23 Maret 2015 👳Pemateri:  Abah ILIK 🎯Tema: “Jejak jiwa dalam proses ‘islamic parenting’ ” 🕗Waktu: 20.21-22.00 wib 🙇Moderator: Mba Adinda 📝Notulen: Mba Adriana 🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀 🍀 Pengantar Jejakjiwa adalah sebuah proses memahami bahwa karakter kita sekarang dalam pengasuhan dipengaruhi oleh proses 10 tahun pertama kita dengan segalanya warna warni temper tantrum nya dan 10 tahun tahun kedua penguatan karakter dan warna warni masa remajanya. Jejakjiwa bukanlah berarti kembali ke masa lalu, tapi menyadari dan memahami serta mengikhlaskan masa lalu kita atau ‘refresing’. Karena apapun yg terjadi pada masa lalu adalah pembelajaran hidup . Sedangkan anak kita saat ini adalah anak masa depan, kita hanya berikhtiar menyelidikinya, hanya saja adakalanya pola asuh di masa lalu membuat kita salah dalam mengasuh anak anak kita. Bisa jadi anak tidak bermasalah tetapi kitalah yang bermasalah. ‬🍀 Tanya Jawab Sesi 1 1⃣ Anak saya yg berusia 10th, bagaimana utk menghadapi anak yg trauma dg masa lalu krn salah asuh dg khadimat. Jadi ad semacam luka batin. Anak tumbuh menjadi pribadi yg sensitif dan suka ‘menulis’ dg suasana hatinya. Tapi apabila sdh tdk nyaman dan tdk tahan bs ‘meledak’ emosinya. Bagaimana menghadapi anak yg spt ini? Terimakasih atas pencerahannya. (Bunda naufal) Abah Ilik: 1. Mulailah bunda dan ayah berlatih untuk benar benar mendengar yg empati ketika anak curhat atau ngajak bicara. Biasakan ada jeda dan diisi rangkulan dan kata kata menyemangati 2. Membiasakan anak mengekspresikan bahagianya dengan bercerita. Ibaratnya kita sedang melatih agar ia mengaplikasikan emosi positifnya ketika lagi bahagia dan gembira. Memang perlu keterlibatan ortu yg ekspresif disini 2⃣ bismillah.. anak pertama sy laki2 , usia 7 thn.. apabila tidak diberikan mainan yg diingini nya, selalu ngambek.. reda klo dibelikan, pdhl itu tdk blh kt ny.. tp bgmn sy menyikapinya?  agar ia mengerti.. apakah pola asuh sy keliru? mohon masukan nya, makasi (Bunda miya) Abah Ilik: Jangan berharap dia mengerti seperti kita mengerti. Tetapi membiasakan pola agar temperatur tantrumnya tidak menjadi senjata dimulai dengan konsistensi mengatakan tidak Tambahan dari bunda Novita‬: Aku pengalaman sama anak pertama..krna dilingkungan rumah anak2 biasa jajan..jd otomatis zohra jg ikutan.awalnya merengek sampe nangis guling2 klo ga dibeliin.pelan2 diberi pengertian klo udah jajan, ga boleh jajan lagi.besoknya baru boleh.awalnya ya guling2..tp akunya ga mau kalah.aku ttp kekeh..biar nangis mama ga akan beliin..n alhamdulillah skrg klo udh jajan, ya udah ga mau jajan lg.kadang suka minta, tp aku ksh pengertian klo mau jajan besok lg.n its works.. Malah dia suka blg sndiri, mama kakak udh jajan kan..besok lagi to?😄😄 Tp kira cara didik kayak gitu pas ga ,abah?😁 Abah Ilik: Pas.. yg penting jangan sambil marah marah. Bunda Novita: oia, aku srg ingetin dia pas udh mau terlelap tidur..pas otak ada digelombang alfa,klo ga salah😁 Bunda Miya: itu pernah sy lakukan,, tp krn di sekolah ny byk yg beli mainan,, jd dia terus minta sprt mainan tmn ny… sy kalah krn klo dah ngambek jd ga mau sekolah,dll… sy khwtr jd byk syarat,, sy tegasin, kdg ga tega.. yah, mgkn sy hrs lbh tegas n sabar lg… Abah Ilik: Yg dimaksudkan konsistensi ini adalah ketika kita tidak setuju dengan cara dia menangis untuk mendapatkan sesuatu. Dan dia tidak bisa memaksa kita dengan tangisannya. 3⃣ Abah kalau anak2 yang membully disekolahnya kira kira itu bisa juga  dampak dari pola asuh orang tua yang terlalu otoriter di rumahnya gak? (Bunda Yani)u Abah Ilik: Bisa. Karena tersumbatnya komunikasi dan emosi. Sehingga sama temannya pun dialog fisik yg bisa dia gunakan kalaupun dialog verbal lebih pada kata kata negatif 4⃣ contoh sikap salah dalam mendidik di masa lalu itu yang seperti apa abah? (Bunda wiwie) Abah Ilik: Maksudnya adalah pola asuh ortu kita pada diri kita misalkan dulu kita sering disalahkan dan kurang didengarkan. Nah bisa berpengaruh ketika nanti ketika anak kita asuh apakah kita pengen selalu didengarkan dan kurang mendengarkan. Kecuali kalo kita sudah ikhlas dan berlatih untuk menyerahkannya 5⃣ Assalaamu’alaikum wr.wb. abah bagaimana cara kita menyatukan jejak hidup yg kurang baik dlunya supaya menjadi baik dan indah di masa sekarang, dalam menggapai sakinnah mawaddah warahmah dalam keluarga? Jazz kk. (Bunda Wulan sari) Abah Ilik: Alaikumussalam. Kekuatan visi. Kejelasan apa yg ingin kita rancang Keikhlasan dan ilmu 6⃣ Bagaimana cara menghapus dan memaafkan diri sendiri atas kejadian di masa lalu dan menghilangkan ketakutan kita akan masa depan anak (takut akan mengalami nasib yang sama dengan ortunya di masa lalu) Terima kasih…😊 (Bunda lintang) Abah Ilik: Konseling dan coaching bu Bunda Gressie: Yaqin,bahwasanya ALLOH maha baik… dengan do’a ummi…tentunya… Abah Ilik: Betuul.tugas kita adalsh belajar dari kesalahan masa lalu, khawatir boleh saja tapi jangan jadi ketakutan.karena Allah sesuai prasangka hambaNya. Mba Indah: Yang saya dapat dari madrasah ayah ibu, bu leni sintorini dan ust Bendri, caranya bisa dengan reprogramming, tapi perlu waktu dan latihan, setiap kali ada case dan perilaku ‘salah’ terhadap anak muncul, setelahnya evaluasi dan tentukan sikap yang benar seharusnya bagaimana.. perlu kerja sama dengan pasangan juga, sebaiknya masing2 memahami utang perkembangan dan sampah pengasuhan yang dibawa pasangan, dan masing2 bertindak sbg supervisi yang saling melengkapi dan mengingatkan.. salah – evaluasi – perbaiki, begitu siklusnya, sampai terbiasa.. Libatkan juga Allah, berdoa dan berusaha mencari berkah.. pengasuhan (masalah teknis) yang salah bisa jadi diperbaiki jika berkah.. 🍀 Tanya Jawab Sesi 2 1⃣ pertanyaan sy mirip dg pertanyaan yg sdh ada td, tp msalah spti itu bukan tjdi pd anak sy, melainkan pd org tuanya..bgmn cara agar hal itu tdk tjd pd anak sy? Pengasuhan yg spti apa yg sebaikny sy lakukan thdp anak sy? Anak sy vr berusia 6 bln.. (Bunda fadllya) Abah Ilik: Nah bunda. Sepertinya memang kita harus memahami konsep pendidikan baik dalam kerangka psikologi maupun dalam kerangka the way of life kita ISLAM. Mulai dari usia dalam kandungan. 3 tahun 5 tahun 7 tahun 10 tahun. Ini ilmu yg saya dapat dari beliau smg bmanfaat Dua Gaya Mendidik Populer Narasumber : Elly Risman, Psi. 1. Ada dua gaya mendidik populer. Gaya Helikopter dan Gaya Sersan Pelatih. Keduanya tidak bagus untuk perkembangan anak. 2. Gaya helikopter: mengawasi anak terlalu berlebihan, menganggap anak seperti raja yang tidak boleh “disenggol” sedikitpun 3. Gaya helikopter: tiada hari tanpa perlindungan, anak menemui kesulitan sedikit saja … bantuan langsung datang dan orangtua sangat tidak tegaan 4. Akibat gaya helikopter jika terbawa sampai anak besar: nyogok sekolah terbaik, mencarikan kerja untuk anak, anak berkemah ditengokin 5. Biasanya helicopter parents selalu berdalih ingin memberikan yang terbaik untuk anak. Padahal yang terbaik itu bukan diwujudkan dengan membelikan feeding set, stroller, atau barang-barang termahal 6. Gaya sersan pelatih: selalu mengatur, anak tidak diberi kesempatan untuk berpikir karena semuanya sudah diputuskan orangtua 7. Gaya sersan pelatih dan helikopter mungkin terlihat bekerja dengan baik ketika anak masih kecil, tapi akan bermasalah di kemudian hari 8. Banyak orangtua yang menerapkan dua pola asuh tersebut atas nama cinta. Padahal parenting itu bukan untuk jangka pendek, harus pikirkan dampak jangka panjangnya 9. Anak = pinjaman, dititipkan Tuhan untuk kebahagiaan, kesenangan, dan juga ujian kita. Jadi harus kita yang mengasuh secara total, bukan “diekspor”. 10. Sekarang banyak orangtua mengalihkan tugas pengasuhan ke orang lain, dari mulai babysitter, nenek, guru di sekolah sampai guru mengaji. 11. Pengasuhan yang efektif: cinta yang tidak permisif (semua boleh), cinta yang kuat untuk membiarkan anak berbuat salah dan menjalani konsekuensi 12. Pengasuhan yang efektif: cinta yang tidak mentolerir tingkah laku yang tidak terpuji. 13. Kalau anak menangis karena mainan direbut temannya, jangan dialihkan dengan memberi mainan lain karena itu mengajarkan anak untuk menghindari masalah 14. Sebaiknya anak yang merebut diharuskan untuk mengembalikan mainannya. Anak kita perlu diajarkan untuk mempertahankan haknya 15. Masalah besar orangtua sekarang dengan anak mulai umur 7 tahun: tidak bertanggung jawab, manja, pemalas, dan melawan karena kecilnya salah asuh 16. Kalau anak mau memakai baju yang tidak pas padu padannya kita selalu menyuruhnya ganti karena kita malu pada orang lain. Padahal parenting is never about us. 17. Peduli dengan anak bukan berarti melindungi dari semua kesalahan dalam proses berkembang. Kesalahan adalah kesempatan untuk belajar 18. Tanggung jawab tidak diajarkan tapi harus di-CONTOH-kan. Kalau mengharuskan anak membereskan mainannya, kita contohkan dengan membereskan barang atau bekas masak sendiri 19. Tanggung jawab membutuhkan kesempatan. Kalau semuanya disediakan dan terlalu mudah, kapan anak akan mendapat kesempatan untuk belajar tanggung jawab? 20. Berikan anak pilihan dan batasan dari sedini mungkin. Proses pengambilan keputusan adalah momen yang sangat berharga 21. Anak harus dicontohkan beberapa macam tanggung jawab. Terhadap Tuhan, diri sendiri, keluarga, alam, dan masyarakat 22. Anak yang bertanggung jawab akan tumbuh harga dirinya, lebih percaya diri, berprestasi, mandiri, dan mengerti konsekuensi 23. Contoh kecil: kita dapat mengajak anak untuk memilih sendiri menu sarapannya untuk besok, biarkan mereka memiliki kontrol 24. Anak belajar dari apa yang dia lihat, dengar, dan rasakan 25. Tiga kaki konsep diri yang baik: merasa dicintai sekitar, yakin punya kemampuan dan merasa mampu mengontrol hidup sendiri 26. Jangan mengambil alih proses pembelajaran anak seperti mengancingkan bajunya, menalikan sepatunya supaya cepat selesai 27. Kasihan harga dirinya nanti ketika sudah TK atau SD tapi belum bisa mengancingkan bajunya sendiri 28. Biarkan anak melakukan kesalahan asal tidak berbahaya, tekankan kekuatan yang dimilikinya, hindari mengkritik, dan melindungi 29. Bermusyawarahlah dengan anak, kalau anak melakukan kesalahan jangan dihancurkan lagi harga dirinya Abah Ilik: Pendidikan Tauhid, adab, komunikasi, kepemimpinan, sex education, skill dan nilai hidup 2⃣ Mengatasi rasa trauma ∂ɑπ dendam pada masalalu Ɣªηƍ mmbuatku selalu menangis ,bagaimana caranya bah…..sya lelah ….dendam krn sy mrsa d dzolimi tp tdk bs mamblasny …seskli sadar bhwa itu jaln hidup tapi spt mnyesaliii kenapa saya begitu bodoh knp tdk membalas nya. (Bunda Roi) Abah Ilik: Yang membedakan manusia dengan makhluk Tuhan lainnya adalah akal, untuk berfikir, sedangkan yang membedakan manusia satu dengan manusia lainnya adalah kesadarannya. Manusia adalah makhluk Tuhan yang paling sempurna, letak kesempurnaannya adalah ia SADAR dirinya belum sempurna.  Sadar adalah unsur serapan dari bahasa Arab, Sadr, yang artinya dada,j ketika menunjuk dada kita, kita akan berfikir bahwasanya yang dimaksud adalah apa yang ada di dalam dada kita, yakni Qalbu-Hati. Ketika manusia sadar dirinya belum sempurna, maka proses selanjutnya dari kesadaran itu adalah bagaimana menggunakan potensi qalbu-hati untuk mengembangkan diri. Potensi itu adalah kesadaran bahwa dirinya memiliki nafsu-jiwa untuk memunculkan motivasi yang berawal dari kemauan, memiliki logika untuk berfikir strategi dan merancang visi, memiliki emosi sebagai energy perubahan diri dan memiliki nurani untuk jujur dalam proses pengembangan dan perbaikan diri. Seorang Bijak mengatakan, jika kita ingin menjadi manusia yang sempurna, perhatikanlah apa yang menjadi anugerah dariNya. Dua mata untuk banyak melihat, mengamati. Dua telinga untuk banyak mendengar, menyimak. Dua tangan untuk banyak berkarya, dua kaki untuk banyak silaturahmi. Tapi hanya punya satu mulut dan satu hati. Setiap manusia punya masalah dan itu wajar, yag tidak wajar adalah ketika kita menganggap seolah-olah menjadi orasng yang paling banyak dan paling berat masalahnya atau merasa tidak punya masalah, padahal orang lain menganggapnya sebagai masalah. Masalah adalah selish antara idealita dengan Realita, antara seharusnya dengan senyatanya, ada tiga kemungkinan ; kita terlampau idealis kurang realistis, kita terlampau realistis kurang idealis, kita kurang sungguh-sungguh merealisasikan apa-apa yang menjadi idealism kita, Dari awal sampai akhir kehidupan manusia tidak pernah lepas dari MASALAH, karena HIDUP adalah proses peningkatan kualitas diri, proses pengembangan diri, proses melatih diri kita untuk memutuskan pilihan pilihan yang nantinya akan dipertanggungjawabkan, dalam garis waktu ‘timeline’ . Keberanian dan pertimbangan adalah bukti kedewasaan dalam proses kehidupan, dalam proses mensikapi dan beraksi ketika dihadapkan dengan masalah, karena Berani tanpa pertimbangan adalah nekad, Banyak Pertimbangan tapi kurang berani mengambil keputusan adalah Pengecut. Kedewasaan adalah bukti tanggungjawab kita dalam kehidupan. Dan Hidup adalah Pilihan. Antara kita dengan masalah, secara sederhananya hanya ada tiga pilihan ; Problem Maker, Problem Speaker, Problem Solver. Lebih dominan sebagai pembuat masalah kah, sibuk membicarakan dan berkeluhkesah dengan masalahkah atau menyelesaikan masalah ? Jika kita memilih sebagai Problem Solver, langkah yang paling penting dalam alur ‘Problem Solving’ adalah mengidentifikasikan maalah (memahami, memaknai ulang atau reframing), karena setengah dari penyelesaian masalah adalah mengidentifikasi masalah. Masalah adalah cara Tuhan untuk mendidiku kita, agar naik kelas dalam kehidupan, jika masalah semakin sulit dan rumit (bukan sekedar dirasa sulit), artinya kita dipercaya oleh-Nya untuk naik kelas, bukankah jika naik kelas  pelajarannya semakin rumit. Namun hati-hati jika masalah kita itu-itu saja, bisa saja kita tidak naik kelas, dengan kata lain “remidi’. Masalah adalah cara Tuhan memuliakan kita dalam jejak-jejak jiwa di kehidupan. Abah Ilik: Nah itu sekilas Prinsip dan nilai dalam workshop Jejakjiwa parenting. 🍀 Kesimpulan: Jejakjiwa adalah hitung mundur menuju pintu gerbang menuju alam berikutnya. Di alam ini kita menambah bekal agar di alam berikutnya menuju kampung asal kita, Surga. Kuncinya adalah pola pikir kita. YOU ARE WHAT YOU THINK. jika ada kemauan pasti ada seribu jalan kalo tidak ada kemauan pasti ada seribu alasan, sayangnya manusia adalah makhluk yang paling cerdas mengarang alasan alasan. Yuk move ON. Maaf jika ada salah. Mari ikut coachingnya Jejakjiwa. Atau ada workshop di kota anda. 08112541400 Twitter @motivatorku Email : katakatajiwa@gmail.com Sekolah ayahanda RUMAH KELUARGA INDONESIA Yogyakarta

Mendesain Anak Untuk Kehidupan Islam

HSMN

Resume Diskusi Grup 4HSMN

‘A’ HomeTeam

Resume Kulwapp IIP Bandung 2

Tanggal :18 maret 2015

‘A’ HomeTeam
Narsum: Dodik Mariyanto

Admin: Shona Vitrilia
Host: Zakia Mutmainnah

Kita mulai dengan melihat beda antara ‘kerumunan’ dan ‘team’.
Saat jalan-jalan pagi dan melewati sebuah pasar kaget, apa yang Bunda dapati?
Sekumpulan orang, ada yang heboh menawarkan barang, sebagian sibuk menawar barang, yang lain hanya lihat-lihat saja, ada pula yang jalan kesana-kesini, bahkan ada pula yang bengong. Setiap orang sibuk dengan kegiatannya sendiri, mengejar tujuannya sendiri yang tak selalu ada kaitan dengan yang lain, interaksi seperlunya sebatas kebutuhan jikapun ada, berada di tempat yang sama namun tak saling sapa satu dengan lainnya, asing dan tak peduli kecuali ada maunya. Inilah KERUMUNAN.

Para penggemar bola tentu tak asing dengan Barca, tempat Lionel Messi dan Neymar mengukir prestasi, tapi tak mungkin sendiri. Setiap pemain mengerti posisi, tugas, peran dan tujuan. Mereka saling mengerti bahkan tanpa keluarnya satu kata pun, memberikan support satu dengan yang lain. Menyajikan permainan cantik yang membuahkan goal kemenangan, rapat menjaga dari serangan lawan. Ini satu contoh TEAM.

Kerumunan dan Team sama-sama merupakan kumpulan orangKerumunan tak mempunyai tujuan bersama yang menyatukan mereka, tak ada komunikasi untuk saling mengerti. Yang menyatukan mereka hanya karena kebetulan berada di tempat yang sama.

Team disatukan oleh tujuan bersama, tatanilai yang diyakini semua, komunikasi dan interaksi yang membuahkan saling mengerti, tahu peran, posisi dan tugasnya, saling memberikan dukungan dan bantuan, gembira bersama bergerak menggapai impian.

Mari kita tengok keluarga kita, lebih dekat dengan ciri-ciri kerumunan ataukah team?

Sebuah hometeam berbeda dengan team lainnya. Hometeam tidak bisa sesuka-suka ganti pemain, anggotanya memiliki usia dan tingkat kematangan yang berbeda-beda, ada peran-peran yang secara alamiah sudah melekat pada anggotanya, ada pula yang dapat berganti-ganti dimainkan.
Hometeam memerlukan manajemen yang unik. Sebagian dari kita menganggap akan bisa dengan sendirinya mengatur rumahtangga bila tiba waktunya, ketrampilan itu akan tumbuh secara naluriah. Bukankah orang tua kita juga tak repot-repot belajar saat membesarkan kita?

Barangkali memang demikian.
Namun bila yang hendak kita bangun adalah ‘A’ HomeTeam, hometeam yang berkualitas ‘A’ dan bukan sekedar hometeam maka ada hal-hal yang perlu kita cermati.

Kita dengan pasangan hidup kita dipertemukan dan disatukan setelah dewasa. Sebelumnya kita dibesarkan di lingkungan berbeda, melalui jalan berbeda, dengan cara berbeda, dan mungkin juga dengan tatanilai yang berbeda.
Maka langkah pertama adalah banyak-banyaklah membangun KOMUNIKASI, verbal maupun non verbal. Sering-sering ngobrol bareng, melakukan kegiatan bersama, membicarakan apa yang kita sukai dan tidak kita sukai, memahami gelagat dan bahasa tubuh. Jangan diam saja dan menganggap pasangan hidup kita pasti tahu atau seharusnya tahu. Pasangan hidup kita bukan dukun kan? ;p
Yang pertama dibangun adalah tatanilai bersama, our values.
Tak perlu banyak, yang utama dulu saja yang akan menjadi INDUK NILAI.
Sekedar contoh, Induk nilai Tanah Perdikan Margosari adalah iman dan kehormatan.

Meski rumusannya sederhana, proses ini bisa jadi berdarah-darah, penuh tetesan air mata. Maka Anda dan pasangan perlu menyepakati konstitusi dan aturan main dasar. Kami memiliki 3 aturan sederhana:
1. Mesti TETAP BERKOMUNIKASI seberapa pun marahnya.
2. Segala keputusan yang dihasilkan dalam keadaan marah, BATAL demi hukum.
3. Bila terjadi selisih atau beda pendapat, kembali kepada al QUR’AN dan al HADITS.

Proses ini bisa jadi lama, jangan berharap bagai membalik telapak tangan: Plek, selesai. Tidak! Intensitas komunikasi dan main bareng akan sangat menentukan. Maka perbanyaklah sarananya. Misalnya: Makan bareng, sholat berjamaah, bermain bersama, ngopi pagi, dll.
Manfaatkan teknologi, bikin grup keluarga di wa/line/bb dll. Share hal-hal baik yang mencerminkan nilai keluarga.

Setelah itu kita akan lebih enak untuk membicarakan TUJUAN keluarga.
Tidak harus sekali jadi, biarkanlah tujuan ini dinamis dan berkembang. Secara berkala dibicarakan bersama.
Dengan mengetahui tujuan bersama dan sasaran masing-masing, setiap anggota keluarga jadi tahu hal-hal yang dibutuhkan yang lainnya. Dengan demikian mereka mengerti bila hendak men-support yang lainnya.
Bila saat ini sepertinya tidak ada kerjasama dalam keluarga, yang satu tak mau membantu yang lainnya, barangkali karena yang satu dan yang lain tidak saling mengerti apa yang diperlukan.
SALING MEMAHAMI adalah dasar tumbuhnya kerjasama team.

Aturannya: Understand first then to be understood.

Dan kuncinya adalah KOMUNIKASI.
Kita bahas di lain kesempatan.
Sukses selalu!

/Dodik Mariyanto/*
Email : didod2020@gmail.com
FB : Dodik Mariyanto
Twitter : @dodikmariyanto

——-TANYA JAWAB——–

1. Pak, apakah jika suami tdk ingin mengenal teknologi   lbh jauh, home team lebih lama terwujudnya? Krn utk komunikasi hanya terjadi saat bertemu saja, sedangkan utk bepergian hanya sms dan telpon. Utk Grup WA, line atau BBM beliau lbh suka menggunakannya.
-Zakia-
1. teh Zakia, tidak teh komunikasi itu dibangun dengan tatap muka terlebih dahulu, adanya teknologi itu hanya sarana untuk mengeratkannya tapi bukan satu-satunya cara. Saling menulis pengalaman kemudian menshare saat ketemu itu juga dahsyat. Jadi kunci hometeam itu hati.

2. Hal menarik ada dalam 3 aturan, saya belum mengerti point 2 sperti apa?
Poin 2: segala keputusan yg dihasilkan dl keadaan marah, BATAL demi hukum.
-Yayu, Iip-
2.  bunda Yayu, aturan tersebut kami buat, dengan pemahaman apabila dalam kondisi marah, semua kalimat yang keluar dari mulut kami saat itu, batal demi hukum. Karena kami yakin saat marah nalar biasanya tidak wajar. Maka yang berlaku adalah kalimat setelah cooling down.

3.Assalamu’alaikum…
Bagaimana cara pendekatan orang tua, khususnya Ibu, dlm mengenalkan ‘A’ hometeam pd anak usia 2-3 thn? Trm ksh.
Fithri_IIP Bandung
3. bunda fitri, libatkan dalam aktivitas-aktivitas keluarga. Misal buatlah projek keluarga dimana anak usia 2-3 th nertugas m2ngembalikan mainan padq tempatnya. Jadi kalau ada mainan tidak pada tempatnya maka dialah yang mengingatkan. Projek ini bosa dinamakan clean up.

4. Assalamu’alaykum pak dodik/bu septi
Saya dan suami terkadang berbeda cara untuk menuju ketujuan bersama,  tidak saling menyalahkan sih…tapi jd tdk spt sebuah tim.  Kondisinya memang krn  kondisi kerja suami yg padat,  sering dibicarakan agar konsisten punya  waktu berkumpul tp nyatanya susah sekali.  Mohon masukannya dr pak dodik.  Terimakasih.
-Nur-
4. bunda Nur, pertama memang harus satu jalan, setelah itu cara boleh berbeda. Karena tim itu tidak selalu mendapatkan peran yang sama dan melakukan hal yang sama. Kunci kita adalah membangun moral character keluarga terlwbih dahulu yg harus sama, setelah performance character bisa sama bisa berbeda✅

5. Assalamu’alaikum Bu Septi, Pak Dodik..apakah sebagai orang tua, masih berhak untuk memiliki mimpi pribadi? Apa segala hal tentang keinginan dan mimpi harus dikomunikasikan kepada seluruh anggota keluarga (termasuk anak)?
5. bunda Karin, selama mimpi tidak dipungut pajak kita masih berhak bermimpi. Buatlah mimpi ibu, mimpi suami, mimpi anak menjadi  MIMPI KITA. Dan diwujudkan bersama di keluarga. Sehingga kalau ada yang sukses di keluarga tidak ada kecemburuan dan memicu tantangan baru.

6. Saya seorg ibu rumah tangga dgn 5 org anak,bagaimana cara saya membentuk hometeam yg baik dlm rumahtangga saya?apa2 yg mesti saya lakukan u membentuknya?,sy bingung bagaimana hendak memulainya,krn sejak kecil kami tdk terbiasa kumpul dan membahas satu kesepakatan bersama,…anak saya yg paling besar berumur 11,9,8,4,dan 2thn.
-Zahra, IIP Sulsel-
6. bunda Zahra, mulailah demgan mematikan televisi di ruang keluarga, siapkan teh dan cemilan, dan start dengan transfer of feeling. Bagaimana perasaan kakak hari ini, apa yang dirasakan adik saat di sekolah, saat ayah di kantor? Biarkan mereka bercerita. Kemudian latih master mind.
A. Sudah sukses apa hari ini
B. Apa rahasia sudah bisa sukses seperti itu
C. Minggu depan pengin sukses apa.

7. Dalam sebuah team smua punya peran yang berbeda2. Mnrt ibu/bpak, apa msing2 peran utama ayah,ibu dan anak dalm keluarga untuk membentuk tim yg solid? terimakasih.
-Shofi-IIP bandung-
7. bunda Shofi, yang kami lakukan di rumah. Ayah berperan sebagai leader, ibu manager, dan anak-anak sebagai partner. Itu dalam keseharian. Tetapi kami juga memiliki sarana latiham berganti peran saat mengerjakan projek keluarga. Saat projek A dengan pimpro si kakak, maka kakak sebagai leader ayah bisa sebagai partner. Begitu seterusnya. Itu yang kami namakan
management DONAT.

8. Ayah saya punya karakter yg kuat. Dan saat marah kata2 beliau seringkali menyakiti hati, baik kepada ibu maupun saya dan anak2nya yang lain.
Walaupun saya sudah hafal karakter beliau dan tetap menyayangi beliau, tetap saja sulit menghadapi karakternya.
Bagaimana cara menghadapi dan membangun komunikasi dengan pasangan/orang tua yang mudah berkata tajam saat sedang emosi?
Yulia – IIP Bdg
8. bunda Yulia, kalau karakter tersebut tidak bisa diubah, maka tugas kita hanya mendengarkan tanpa haris melawan, saat beliau marah. Jangan hadapi api dengan api. Dan pahamilah saat marah , nalar tidak berjalan dengan baik. Setelah itu maafkan, terima, ajak untuk berbicara saat cooling down. Nanti anda akan menjadi anak yang luar biasa. Sebentar bola bekel yang dilentingkan ke lantai keras, bakal melambung tingi.

9. Bu Septi/Pak Dodik
Bgmn pola pengasuhan anak saat ekonomi sulit shg ayah dan ibu sibuk bekerja mmnuhi kbutuhan?
9. bunda Nurmalia, saat Allah memberikan kondisi tersulitan di kehidupan kita, yakinlah bukan kita yang sedang diuji, tapi Allah sedang memuliakan anak-anak kita dengan caranya. Maka mereka harus dilibatlan dalam pembicaraan , meski tidak harus detail. Ajak mereka mengikuti prosesnya. Dan selalu cek apakahnkemuliaan anak naik? Kalau ya lanjutkan. Tapi jangan pernqhnmeninggalkan mereka dengan alasan ekonomi.

10. Apakh transfer of feeling dilakukan setiap hari?adakah waktu khususnya?apakh pertanyaannya hanya itu2 saja?dan jika itu sdh berhasil dilakukan,apa yg selanjutnya sy lakukan u membentuk hometeam yg sy impikan?
-Zahra, IiP Sulsel
10. Bunda zahra, komunikasi akan berkembang seiring jam terbang. Jadi anda mulai dulu yang pertama, nanti Allah akan memberikan ilmu berikutnya. Yakinlah. Just DO it.

11. Assalamu’alaikum…bu septi, kadang ketika kami sedang berkumpul, suara saya dan suami kadang tidak sinkron, bagaimana caranya kami kompak.  Trima kasih.
-Dewi-
11. bunda Dewi, sinkronkan dulu di kamar, perbanyak komunikasi dengan suami berdua. Sehingga kalau bapak bilang A ibu juga akan bilang A. Kalau saat life diskusi dengan anak-anak diantara anda berdua ada yg tidak cocok, salah satu harus silent. Tapi kalau topiknya debat keluarga boleh sekali-kali diadakan silakan debat scr rasional jgn emosional

12. Bagaimana cara menghadapi orang tua yang tinggi sekali tingkat intervensinya hingga urusan makan apa pun diintervensi dan memiliki karakter selalu benar?
-Ririn-
12. bunda Ririn, sekali-kali anak boleh menyampaikan ketidaksukaam terhadap intervensi ortu. Bicarakan baik-baik, dan minta mereka mendengar. Usulkan ada satu hari suara anak, dan selebihnya ortu boleh bersuara. Buat kesepakatam keluarga hal-hal apa yang membuat semua orang  merasa nyaman.

13. 1. Bagaimana berkomunikasi dlm keadaan marah. Memang diam lebih baik dilakukan ketika marah,tp kadang suka gak bisa.Alih alih jadi menyakiti pasangan atau anak?
2. Dalam berkomunikasi dengan suami,saya suka sulit mengartikan maunya.Karena tidak to the point. Bilang A tp pengennya B. Sementara saya mengartikan A..Akhirnya gak mudeng deh jadinya.. Bagaimana ya mengatasinya?
13. bunda Mirayana, jangan hadapi marah dengan marah, karena marah itu api, maka pasangan harus bisa menjadi air. Maka kalau pasangan kita marah, segeralah minum air dan jangan ditelan, itu sebagai latihan di awal. Kalau pasangan sudah selesai marah, baru telan airnya.

2. Kunci komunikasi itu 2 C yaitu clear dan clarify, jangam sungkan untuk mengklarifikasi pernyataan suami. Kemudian baru lanjutkan pembicaraan selanjutnya.

HOW TO BE A PROFESSIONAL MOTHER

Resume Kulwap Perdana IIP Bdg 2,
Rabu, 18 Februari 2015
Narasumber: Septi Peni Wulandani
Admin: Shona Vitrilia
Host: Zakia Muthmainnah Kadir
Co-Host: Lendy Kurnia Reni

HOW TO BE A PROFESSIONAL MOTHER

Anakmu bukan milikmu,ia adalah milik jamannya, boleh kau berikan rumah untuk raganya tapi tidak untuk jiwanya, karena jiwa mereka adalah penghuni rumah masa depan, yang tiada dapat kau kunjungi walaupun dalam impian…… (Kahlil Gibran-Anak)

Penggalan puisi di atas mengingatkan kepada kita bahwa tugas orangtua adalah menghantarkan anak-anak untuk siap menemui masa depannya. Meskipun anak-anak adalah homo ludens (makhluk yang suka bermain) tetapi mendidik mereka tidak bisa “Main-main”. Butuh keseriusan para orangtua untuk mempersiapkan anak tersebut mencapai gerbang mimpinya. Butuh sikap profesional dalam mendidik mereka.

Salah satu definisi kata “Profesional” adalah memerlukan kepandaian khusus untuk menjalankannya (sumber : kbbi).Sehingga bukan suatu hal yang mustahil apabila ada seorang ibu yang bangga akan profesinya sebagai ibu, menjalankan aktivitas mendidik anak dan mengelola keluarganya dengan berlandaskan sebuah ilmu. Ada satu kalimat dahsyat “jangan biarkan sesuatu berjalan tanpa ilmu, apabila itu terjadi maka tunggulah titik kehancurannya”.

Bagaimana langkah menjadi Ibu Profesional.

1. Menguatkan value ( induk nilai hidup) yang akan kita gunakan selama menjalankan peran sebagai Ibu.

Value (Induk Nilai) dari Ibu Profesional adalah :

a. Never stopped running, THE MISSION ALIVE ( Ibu Professional tidak akan pernah berhenti menjalankan misi dan tugas hidupnya, dengan sukacita. Teruslah bergerak, misi tak pernah mati)

b. Don’t Teach Me,I LOVE TO LEARN (Ibu Professional adalah ibu yang senang belajar,tak pernah berhenti hingga mati, proaktif mencari ilmu untuk kemaslahatan diri,suami dan anak-anaknya)

c. I Know, I can be BETTER (Ibu Professional bertekad untuk menjadi lebih baik dari hari ke hari, karena orang yang beruntung adalah orang yang hari ini lebih baik dari hari yang kemarin)

d. Always ON TIME (Ibu Profesional adalah ibu yang menghargai waktu, dan selalu berusaha untuk menepati waktu yang telah disepakati)

e.SHARING is CARING (Ibu Profesional sayang sesama, tak segan-segan untuk berbagi pengalaman, dan hanya membagikan pengalaman apa yang sudah dijalankannya)

2. Menetapkan COMMON INTEREST (ketertarikan bersama) yaitu ANAK, Melawan COMMON ENEMY (musuh bersama) yaitu PERASAAN tertindas di rumah sendiri:)

3.Mempelajari dan menjalankan Tahapan Ilmu di Ibu Profesional yaitu :

a. BUNDA SAYANG (Ilmul tentang mendidik anak)

b. BUNDA CEKATAN (ilmu tentang mengelola diri dan rumah tangga)

c. BUNDA PRODUKTIF (Ilmu tentang memahami passion diri sehingga muncul 4 E (Enjoy, Easy, Excellent, Earn) aktivitas dalam hidupnya

d. BUNDA SHALEHA (ilmu tentang bagaimana kehadiran kita bisa bermanfaat untuk diri, keluarga dan lingkungan sekitarnya)

Salam Ibu Profesional,

Septi Peni Wulandani twitter : @septipw FB : Septi Peni Wulandani http://www.ibuprofesional.com

———-Tanya-Jawab———

1.  Alhamdulillah..InsyaAllah bu, saya sedang berusaha menjalani semua proses menjadi ibu profesional. Yang saya tanyakan, seringkali di lapangan saya menjumpai justru Ayahnya yang tidak (belum) profesional, terutama dalam hal ketidakmauan dalam berilmu (agama, parenting, dll) yang berdampak pada sebuah persepsi lama “mendidik anak urusan ibunya”.
Pertanyaannya:
Bagaimana pendekatan yang sebaiknya dilakukan terhadap tipikal suami seperti itu, baik kita sebagai:
a.Istrinya
b.Orang luar yang melihat fenomena itu.
1. teh muthi, ini hal jamak yg kita lihat di sekitar kita, karena faktor budaya, bahwa laki-laki itu bekerja, perempuan mendidik anak. Maka langkah awal :
a. Yang harus berubah diri kita terlebih dahulu, tanpa harus menunggu pasangan berubah
b. Perbanyak amunisi ilmu, dam share sedikit demi sedikit ke pasangan sesuai gaya belajarnya
c. Buktikan pada pola pengasuhan anak kita
d. Curhatlah hanya kepada Allah yang maha membolak balikkan hati.

2.  Assalamua’alaikum.  Mohon penjelasan lebih detail utk point no 2. Hatur nuhun.
2. teh kenny, sebagai pasangan maupun komunitas sebaiknya kita memiliki common interest yang sama, yg apabila dibicarakam itu membuat mata kita berbinar-binar dan energy makin naik.

Begitu juga sebaliknya kita perlu common enemy, sesuatu hal yg akan diselesaikan bersama, dilawan, agar adrenalin kita naik, dan kita bisa satu kata unt memicu semangat.

Ini perlu dibicarakan, sebagai ibu biasanya anak adalah common interest kita. Sdgkan PERASAAN tertindas, tidal berguna, jenuh sbg ibu, bisa jadi common enemy yg harus dilawan dg ilmu dan jejaring.

3. Maksud point 2 apa?  Merasa tertindas di rmh?
3. teh yayu, disana saya gunakan huruf besar semua PERASAAN, artinya kita ini sbg perempuan apalagi IRT, kadang “merasa” ada yg menindas, sehingga perlu sebuah pengakuan. Padahal sebenarnya tidak ada, kita hanya MERASA saja. Tetapi perilaku kita seperti org tertindas, minder, sakiiiit banget, perlu diakui dll.  Maka hilangkan perasaan itu.

4. Saya ftm dgn 3 anak, paling kecil usia 4 bln, anak prtama terlambat bicara, sehingga 3 anak dgn beda usia jauh tapi seperti punya 3 anak kmbar, sehingga sering keteteran dlm mnjalankan pekerjaan rmh tangga,,
Selain itu saya dan suami berencana utk mnjalankan program HS,
Adakah tips dari ibu untuk menentukan skala perioritas dari semua itu agar sy bisa mnjadi ibu profesional dlm rmh
4. bunda, yg perlu disiapkan adalah management waktu yg tepat. Tentukan 3 hal aktivitas utama setiap hari dan penuhi dg disiplin. Kemudian perkaya ilmu dan jejaring. Insya Allah bisa teratasi.

5.  Saya adalah ibu rmh tangga yg berbagi waktu di luar separuh waktu dr jam 08-14.00 saya mengajar tk.namun yg saya syukuri adalah anak anak saya tdk pernah tertinggal drmh kami berangkat selalu bertiga….namun ada yg membuat saya kurang nyaman perasaan saya pada anak anak sering ht kecil saya bertanya ridho kah mereka sll menemani aktivitas saya…profesionalkah saya sbgai ibu….
5. teh rani, tanyakan pada diri kita :
a. Apakah anak tetap mendapat prioritas utama selama kita ajak?
b. Apakah hak mereka mendapat kasih sayang ibunya cukup?
c. Apakah kualitas anak semakin neningkat ketika kita ajak bekerja?

Kalau ya, lanjutkan, kl tidak ada yg perlu dibenahi.
Di usia mereka, anak-anak berhak mendapatkan diri kita, hati kita, senyum kita dg kualitas no 1.

6. pada point menerapkan on time pada anak sangat susah, terutama ketika pagi hari menyiapkan anak sekolah..krn bangun tidur anak lgsung main sementara saya menyiapkan sarapan.sedangkan saya sendiri harus pergi juga berangkat kerja. Bagaimana agar semua bisa dikerjakan pagi hari dengan mudah?
6. teh diah, bicarakan dg seluruh anggota keluarga, untuk mengeejakan pekerjaan rumah sebagai project keluarga bersama.

Bukan hanya pekerjaan kita saja. Ingat kita bukan pembantu rumah tangga, melainkan manager keluarga, maka aturlah dg cermat. Dan atur keluarga kita dg benar✅

7. Menurut Bu Septi, dari mulai usia berapakah seorang anak bisa mulai disekolahkan? Karena sekarang sudah banyak sekali PG yang menerima anak mulai dari usia 2 tahun? Bagaimana tanggapan ibu?

Saya baru punya seorang anak laki-laki umur 21 bulan. Saya masih bimbang apakah anak cukup bermain dengan orang tua dan lingkungannya atau sudah boleh sekolah.
Terima kasih sebelumnya Bu Septi..
7.teh yulia, yang kita perlukan sejak dini itu adalah pendidikan anak, bukan sekolah. Karena sekolah itu menjadi salah satu bagian dan pilihan anak di dunia pendidikan
Usia 0-7 th anak akan berkembang bersama ortunya
7- 14 th anak akan berkembang bersama ortu dan lingkungannya
14 th ke atas, anak berkembang bersama komunitas dan mentornya

Jadi jangan buru2 disekolahkan ya, penuhi bermain di alam secara natural bersama ayah ibunya, sambil menguatkan bahasa ibu

8.  Ttg value point always on time. Bgaimana caranya agar always on time in mnjadi budaya dalam keluarga? Karena seringkali kita brusaha on time tpi suami dan anak kdang menghambat. Adakah tips praktis  selain mengkomunikasikan dgn pasangan?
Maksudnya tips praktis setelah mengkomunikasikan dg pasangan bu.
8.  teh shofi, buatlah permainan,  yg ada time keepernya scr bergantian. Insya Allah ini akan membuat kita dan kel menjadi terbiasa. Prosesnya terpaksa, biasa, bisa, budaya.

9. Sy ibu rumah tangga dg 2 anak balita dan lg hamil 6bln… sejak menikah suami meminta sy u full time d rumah ngurus anak dan rumah tangga.. semua2 yg berhubungan dg keuangan sy bergantung sm suami, awalnya sy enjoy, tp stlh sy jalani 5th sy merasakn jenuh dan merasa ada bbrp kebutuhan pribadi sy yg ga bs suami penuhi bahkan sy sempat jealous liat suami bs beli apa2 aja yg beliau mau dan memuaskan hobby nya.. keinginan u punya penghasilan sendiri lg jd bahan pemikiran bbrp bulan trakhir ini.

Pertanyaan : u menjadi Ibu Produktif itu hrs  spt apa? Pd kenyataannya ngurus anak n rumah aja kadang udh terasa memakan tenaga?
9. teh fitri, hehehe sabaar teh, fasenya memang seperti itu, maka bersungguh-sungguhlah di dua tahap awal, bunda sayang dan cekatan, maka kita akan dg cepat menemukan passion yg membuat kita produktif. Produktif itu bukan diukur dg uang, tp doukur dr portofolio karya kita. Uang itu hanya bonus dr kesungguhan.

10. Pada saat anak di usia golden ages, bisakah kita para ibu memiliki waktu utk aktualisasi diri dan “Me Time”?
Apalagi kalau anaknya jaraknya berdekatan.
Trimakassii, bu Septi.
10. teh lendy, dg management waktu yg baik akan sangat bisa kita mengaturnya. Carilah aktivitas me time yg pendek, namun bermakna. Apakah itu, ayo kita brainstorming

11. Sy ibu dr 1 anak laki2 berumur 3th5bln
Sdh 7 bulan inai sy mjalani pengobatan dan fisioterapi, yg tkadang ckp mnyita waktu sy. Belum lg kegiatan latihan terapi mandiri (diluar jadwal rmh sakir) yg hrs sy ikuti. Bagaimana tips agar sy ttp tdk mngurangi hak anak sy atas diri sy, sementara anak sy ckp aktif dan memerlukan energi + fitalitas tinggi dlm mnyertainya bermain
11. teh mia, syafakillah ya teh. Teteh melatih orang untuk bisa mendelegasikan pekerjaan2 rumah dan anak saat ditinggal. Setelah itu penuhi yg teteh sanggup menjalankannya.

12. Aslkm. Ibu saya saat ini ibu bekerja dgn jam kerja dari jam 8 sd jam 16.30 meski kerja sbg dosen tp pekerjaan menuntut untuk full time. Terkadang menjadi ibu prof dgn cerita ibu2 full time sama anak kok rasanya tdk mungkin ya. Pilihan untuk berhenti belum bisa. Anak saya skrg 21bln udah masuk daycare berangkat bareng. Pulang dijemput jam 17.00 bareng. Tiap pagi sebelum berangkat kami sengaja meluangkan waktu main, makan bersama … mohon mencerahannya how to be a professional mother for working mom?
12.teh mira, jgn khawatir nanti akan kita bahas materi khusus ttg work mom ya

13. Bu Septi, untuk poin value ‘i know i can be Better’ boleh berbagi bagaimana yang sudah ibu jalankan di rumah? dibuat target harian atau bagaimana sebaiknya bu? sebab kadang terasa dalam satu hari jadi ‘hanya’ melakukan pekerjaan rumah tangga saja. terimakasih bu
13. teh annisa, buatlah success breed success setiap hari. Tentukan hari esok akan lebih baik apa dibandingkan hari ini. Kl saya menentukan 1 hal sukses tiap hari. Misal belajar hal baru, tepat waktu, one new idea dll.

14. Bu, bgmn caranya mengenali passion yg saya miliki , sdgkn saat ini sy sudah tdk bekerja sesuai keahlian/pendidikan formal terakhir? Sy seorang analis laboratorium kesehatan dan skr memilih mjd IRT, namun ingin tetap memiliki kegiatan2 yang membanggakan keluarga..
Terimaksih bu septi.
14. teh echa, masing2 dr kita itu dibekali bakat unik dr Allah unt menjalankan peran hidupnya. Mk mulailah dari 4 E activities (enjoy, easy. Excellent. Earn).

15. Bagaimana menjadi ibu profesional saat masih tinggal menumpang d rmh orgtua? Bgaimana membentuk culture keluarga sesuai harapan dgn kondisi tsb?
15. teh ulfah, perlu ketegasan  pasangan untuk membentuk value keluarga kita. Kl value sdh terbentuk biasanya lebih mudah. Saran saya di awal harus pisah dulu. Krn value kel itu akan ketemu dlm kondisi kritis yg penuh drama 😭. Setelah solid baru masukkan external family di luar kel inti.

16. Perkenalkan saya ibu dari 6 orang anak,dengan usia mereka yang begitu dekat, 9 tahun,8thn,6tahun,4 tahun 2 thn dan 1  thn( usia sya bulatkan) dan baru menjalankan HS tahun ini. Saya sering keteteran dengan tugas mengelola rumah dan mendidik anak yang tanpa khadimat,mohon sarannya bagaimana supaya mimpi saya terwujud, walau banyak anak dengan tanpa khadimat saya BISA menjadi ibu profesional baik dirumah dan masyarakat, mengantarkan anak2 menjadi generasi Robbani.
16. teh dinda,akan lebih kl teh dinda menyiapkan dari awal semuanya, lesson plan anak, menu keluarga, dan aktivitas rutin rumah. Kemudian kerjakan yg kita mampu, pilih prioritas. Contoh kl tdk ada waktu, yg dikorbankan jg pendidikan anak, melainkan cucian, bawa saja ke laundry.

17.Ibu, bagaimana merubah kebiasaan yg sdh brjalan, krn trus terang selama ini semua kegiatan rmh tang ga tdk terstruktur dgn baik..
Contoh: anak kedua usia 2 thn sedang temper tantrum, biasanya saat dia nangis didiamkan dgn cara dituruti keinginannya,  bagaimana merubah itu?
17.teh tasi, kitalah yg harus berubah, menjadi lebih tegas pada diri kita dan anak2. Gunakan firm love, dan harus tega.

18. Bu Septi boleh minta KEYWORDnya, untuk menjalani tahapan Bunda Sayang yang memiliki ilmu tentang mendidik anak. Prioritas Ilmu apa saja yang wajib kita miliki sebagai seorang ibu?
18.teh muthi, KOMUNIKASI adalah yg utama di bunda sayang. Karena anak memerlukan bahasa ibu yg benar, yg akan membangun imaji positif pengasuhan ibu ke anak.

19.Bu Septi, saya ibu bekerja yg sering kali waktu kerjanya justru lebih byk dibanding suami, menurut ibu langkah apa yg hrs saya lakukan spy menjadi bunda sayang? Krn sering merasa tdk bisa membagi waktu, apalagi kami tdk mau memakai jasa ART. Apa perlu berhenti bekerja ya bu?
19.teh amel, ikuti saja kata hati, krn waktu tidak akan pernah berputar

20.Bu sering sekali saya tdk bisa mematuhi jadwal yg sdh saya buat krn kebutuhan anak saya yang baru berusia dua tahun tdk bisa diprediksi,  saya mencoba berdamai dg diri saya krn memang yang utama adalah anak,   kadang saya nyapu dan ngepel diatas jam 11 malam hanya krn ingin menikmati rumah yg bersih dan rapih,  tp kondisi itu tentu sangat melelahkan.  Minta masukannya ya bu.
20. teh nur, prioritas yg diambil sdh betul, tinggal cut off time ketika sdh masuk jamnya istirahat harus istirahat.

21.Ibu septi,bagaimana cara menerapkan disiplin yg tegas tuk anak(anak saya perempuan 2,5thn) tanpa harus dgn nada tinggi atau tampak marah?serta bagaimana menindak lanjuti omongan kasar anak yg didapat dr teman2nya diluar?
Terima kasih ibu septi
21.eh siti, belajarlh bahasa tubuh dg benar, shg kita tdk boros kata. Anak ada kesempatan unt melihat pola komunikasi kita.

22.Apa saja indikator2 keberhasilan yg bisa kita lihat/rasakan ketika kita sudah sukses menjadi Ibu Professional di keluarga?
22.Indikatornya adalah sesuai tahapan di ilmu Ibu Profesional:
a. Mendidik anaknya dengan sangat baik.
b. Bisa mengelola diri dan keluarganya dengan management yang baik.
c. Bisa produktif dengan ilmu dan pengalamannya serta mandri secaraaaaaaaa finansial tanpa harus meninggalkan anak dan keluarganya.
d. Keberadaannya bisa bermanfaat untuk banyak orang