Bunda Sayang sesi #3 PENTINGNYA MENINGKATKAN KECERDASAN ANAK DEMI KEBAHAGIAAN HIDUP

Dalam kehidupan ini ada dua kata yang selalu diinginkan manusia dalam hidup yaitu SUKSES*dan *BAHAGIA

☘ Makna SUKSES

Menurut D. Paul Reily dalam bukunya Succes is Simple mendefinisikan sukses sebagai pencapaian yang berangsur-angsur meningkat terhadap suatu tujuan dan cita-cita yang berharga

Sedangkan menurut Lela Swell dalam bukunya Success_mengemukakan pendapatnya bahwa sukses adalah  _peristiwa atau pengalaman yang kita akan mengingatnya sebagai pemuasan diri

☘ Makna BAHAGIA

Menurut Prof. Martin Selligman dalam bukunya Authentic Happiness mendefinisikan kebahagiaan hidup dalam tiga kategori :

  1. Hidup yang penuh kesenangan (Pleasant Life )

Hidup yg penuh kesenangan, ialah kondisi kehidupan dimana pencarian kesenangan hidup, kepuasan nafsu, keinginan dan berbagai bentuk kesenangan lain nya, menjadi tujuan hidup manusia

Kebahagiaan jenis ini lebih bersifat material.

2. Hidup nyaman ( Good Life)

Hidup yg nyaman, ialah kehidupan, dimana segala keperluan kehidupan manusia secara jasmani, rohani dan sosial telah terpenuhi.. Hidup yg aman, tentram, damai. Kebahagiaan jenis ini lebih bersifat mental

3. Hidup Bermakna ( Meaningful Life)

Hidup yang bermakna, lebih tinggi lagi dari tingkat kehidupan yang nyaman, selain segala keperluan hidupnya telah terpenuhi, ia menjalani hidup ini dengan penuh pemahaman tentang makna dan tujuan kehidupan. Selain untuk diri dan keluarga nya, ia juga memberikan kebaikan bagi orang lain dan lingkungan sekitar. Rasa kebahagiaan yg timbul ketika banyak orang lain mendapatkan kebahagiaan karena usaha kita, pleasure in giving, kebahagiaan dalam berbagi. Kebahagiaan jenis ini lebih bersifat spiritual

Untuk mencapai kategori hidup SUKSES dan BAHAGIA kita perlu memiliki berbagai macam kecerdasan hidup.

☘ KECERDASAN

Para ahli berpendapat untuk tidak membicarakan atau memberikan batasan yang jelas tentang kecerdasan. Karena kecerdasan itu merupakan status mental yang tidak memerlukan definisi.Para ahli lebih memusatkan perhatian pada perilaku kecerdasan seperti kemampuan memahami dan menyelesaikan masalah dengan cepat, kemampuan mengingat dan daya kreativitas serta imajinasi yang terus berkembang.

MACAM-MACAM KECERDASAN

  1. Kecerdasan Intelektual (Intellectual Quotient)

Adalah  kemampuan untuk menalar, perencanaan sesuatu, kemampuan memecahkan masalah, belajar memahami gagasan, berfikir, penggunaan bahasa dan lainnya.

Howard Gardner pakar psikologi perkembangan, menjelaskan ada sembilan macam kecerdasan manusia. Kecerdasan tersebut meliputi kecerdasan bahasa (linguistic), musik (musical), logika-matematika (logical-mathematical), spasial (spatial), kinestetis-tubuh (bodily-kinesthetic), intrapersonal (intrapersonal), interpersonal (interpersonal), naturalis (naturalits) dan eksistensial (existensial)

2. Kecerdasan Emosional (Emotional Intelleigence)

kemampuan untuk mengenali perasaan kita sendiri dan perasaan orang lain, memotivasi diri sendiri, mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dan dalam hubungannya dengan orang lain.

Komponen-komponen dasar kecerdasan emosional adalah :

  1. Kemampuan Mengenali Emosi diri sendiri (kesadaran diri).
  1. Kemampuan Mengelola Emosi.
  1. Kemampuan Memotivasi Diri Sendiri (Motivasi).
  1. Kemampuan Mengenali Emosi Orang lain (Empati).
  2. Membina Hubungan Dengan Orang Lain (Ketrampilan sosial).

3. Kecerdasan Spiritual ( Spiritual Intelligence)

Kemampuan untuk mengenal Allah  dan memahami posisinya sebagai hamba Allah. Inilah yang disebut dalam agama sebagai fitrah keimanan.

Secara ilmiah Kecerdasan Spiritual pertama kali dicetuskan oleh Donah Zohar dari Harvard University dan Ian Marshall dari Oxford University, yang diperoleh berdasarkan penelitian ilmiah yang sangat komprehensif.  Pada tahun 1977. Seorang Ahli Syaraf, V.S Ramachandran bersama timnya menemukan keberadaan God Spot dalam jaringan otak manusia dan ini adalah pusat spiritual ( spiriitual center) yang terletak diantara jaringan syaraf dan otak.

Dari spiritual center ini menghasilkan suara hati yang memiliki kekmampuan lebih dalam menilai suatu kebenaran bila dibandingkan dengan panca indra.

Ada Tiga prinsip dalam kecerdasan Spiritual yaitu :

  • Prinsip Kebenaran
  • Prinsip keadilan
  • Prinsip kebaikan

4. Kecerdasan Menghadapi Tantangan  (Adversity Intelligence)

Kemampuan untuk mengubah hambatan menjadi peluang.

Ada tiga tipe  menurut Stoltz yaitu :

  1. Quitters adalah kemampuan seseorang yang memilih untuk keluar, menghindari kewajiban, mundur dan berhenti bila menghadapi kesulitan.
  1. Campers adalah kemampuan seseorang yang pernah mencoba menyelesaikan suatu kesulitan, atau sedikit berani menghadapi tantangan, tatapi tidak berani menghadapi resiko secara tuntas.
  1. Climbers adalah sebutan untuk orang yang seumur hidup selalu menghadapi kesulitan sebagai suatu tantangan dan terus berusaha untuk menyelesaikan hambatan tersebut hingga mencapai suatu keberhasilan.

Kecerdasan Intellektual : Membuat anak pandai, sehingga bisa menjadi sarana meraih kebahagiaan hidup yang penuh kesenangan (pleasant life). Seperti masuk universitas ternama, mendapat pekerjaan dan jabatan yang tinggi. Memiliki rumah, mobil dan kesenangan materi yang lain.

Kecerdasan Emosional : membuat anak bisa mengenali dan mengendalikan emosi diri serta emosi orang lain. Kecerdasan ini sangat diperlukan agar seseorang bisa mencapai taraf kebahagiaan di ranah nyaman ( good life), karena kebutuhan jasmani, rohani dan spiritualnya terpenuhi.

Kecerdasan Spiritual : membuat hidup penuh arti, anak akan mampu memberi makna pada kehidupan, dan paham apa misi Allah menciptakan diri kita di dunia ini. Membuat anak berpikir secara luas makna sebuah kesuksesan. Hal ini akan mendorong anak-anak mencapai kebahagian hakiki yaitu kehidupan penuh makna ( meaningful life).

Kecerdasan Menghadapi Tantangan : Menentukan seberapa tangguh anak ini untuk mencapai tingkat kebahagiaan hidup yang dia inginkan.

Terlampir beberapa indikator kecerdasan anak yang bisa kita jadikan acuan unt mendampingi perjalanan kita mendidik mereka.

Selamat melatih kecerdasan anak-anak, sehingga mereka bisa menemukan jalan sukses dan bahagianya.

Salam Ibu Profesional,

/Tim Fasiitator Bunda Sayang/

Sumber Bacaan :

Stoltz, Paul G, PhD, 1997 Adversity Quotient, Mengubah hambatan menjadi Peluang, Jakarta , Grasindo

Melva Tobing, MPsi, Daya Tahan Anak Hadapi Kesulitan, Jakarta

  1. Paul Reily, “Success is Simple”, Gramedia, Jakarta

Lela Swell, Success, Grasindo, Jakarta

Martin Selligman, Authentic Happiness, Jakarta

Setelah Resign Lalu… (Part 1)

resign.jpgSumber gambar: http://www.glassdorr.com

Saat awal bekerja dulu, tak pernah sengaja memikirkan dan tak pernah sengaja membayangkan apa yang akan dilakukan saat tidak lagi bekerja sebagai karyawan. Seingat saya, saya hanya mau jadi karyawan swasta, tidak mau menjadi pegawai negeri. hehe.. Teman-teman saya heran, kenapa tidak mau jadi pegawai negeri saat orang lain berbondong-bondong ingin menjadi pegawai negeri? Alasannya simple aja siih… Saya gak mau terikat, dan nanti kalau suami pindah ke luar negeri bisa ikut kapan pun. (kali ajaah.. hehe)

Setelah menjadi karyawan, baru terfikir.. enak ya kalau punya perusahaan sendiri, bisa atur jam kerja sendiri, bisa punya karyawan dan kalau punya karyawan berarti membuka lapangan pekerjaan. Dari situ saya jadi punya tekad ingin menjadi pengusaha sukses. Walaupun saat itu hanya sebatas ingin dan mimpi. Karena, bekal pengetahuan jualan saja gak punya… hehe

Setelah menikah kemudian diberi titipan oleh Allah SWT, rasanya sayaaang sekali kalau urusan mengasuh anak ini di delegasikan kepada orang lain. Ingin saya selalu berada di samping anak pada masa emas nya. Akhirnya saya putuskan untuk resign dari pekerjaan luar rumah saya dan kembali ke rumah. Menjalani tugas utama sebagai Ibu Rumah Tangga, Ibu Madrasah Utama. Tentu saja suami sangat mendukung.

Sebagai ibu muda yang baru memiliki 1 anak, kebayang dong masih sangat canggung nya mengurus anak. Karena itu saya berusaha banyak belajar dari buku atau dari internet. Mengisi waktu juga setelah resign full di rumah. Awalnya pasti butuh penyesuaian lagi, karena biasanya keluar rumah bertemu teman-teman kantor. Sekarang ‘cuma’ di rumah.

Tapi…. jangan buru menyimpulkan saya ini ‘cuma’ ibu rumah tangga aja lho.. Alhamdulillah saya bertemu komunitas-komunitas keren via instagram. Berawal dari ikut Grand Launching Komunitas Ibu Muda. Dapat info dari instagram @islamicparenting, yang ternyata pemiliknya Uni Shona. Dan dari sini lah perkenalan kita bermula.

Masih akan cerita panjang… Tunggu lanjutannya yaa…

#roadto1tahunIPC #ODOPfor99days #day4

 

Teknik Memulai Home Education

Teknik Memulai Home Education”

Disarikan oleh:bunda Irene, dr Group Home Education Berbasis Potensi dan Akhlak Nasional
3 Desember 2014

Subject Matter Expert (SME):
Bunda Septi Peni Wulandani (founder IIP sekaligus praktisi HE sejak 1996)

——————————

Assalamu’alaikum wr.wb. ayah bunda yg dirahmati Allah s.w.t

Alhamdulillah, kali ini kita dapat bertemu kembali, untuk belajar bersama-sama membangun pribadi-pribadi yang indah masa depannya. Pada pertemuan yang lalu, kita telah membahas mengenai bagaimana memulai melakukan home education. Tema kali ini adalah menyambung tema sebelumnya, yaitu membahas teknik untuk memulai home education.

Sebelumnya kita pahami dulu Home Education (HE) adalah kewajiban syar’i kita sbg orangtua.
Bahkan menurut saya justru jadi ilmu wajib bagi para calon ibu dan calon bapak.

Home Education itu dimulai dari satu pemahaman para fasilitator utamanya yaitu kita sebagai orangtuanya.
Beberapa hal yang perlu kita lakukan untuk memulainya, adalah:

1. Berdiskusi secara rutin antara anda dan pasangan tentang konsep HE. Tentukan jadwal khusus untuk anda bersungguh-sungguh membahas hal ini.

–> Ada pertanyaan dari seorang bunda, dimana hampir kebanyakan para ayah waktunya tersita utk bekerja.
Bagaimana agar para ayah bisa optimal dalam menerapkan HE bersama?
* Nah, ini adalah tantangan yg jamak dialami setiap keluarga, maka tugas kita mengubahnya menjadi tidak biasa di grup ini.
Kuncinya “komunikasi”

2. Langkah jitu adalah mengajak para ayah masuk di grup ini. Kemudian lanjutkan dengan minta investasi waktu para ayah untuk mendiskusikan ttg pendidikan anak. Laksanakan “family strategic planning” setiap satu tahun sekali. Kemudian di breakdown dg family meeting setiap sepekan sekali. Kuncinya adalah “ayah, ketika anda bisa professional melakukan pekerjaan kantor, maka mulailah dengan sangat professional di perusahaan yg dititipkan Bos Besar kita di pundakmu, karena ini pertanggungjawaban dunia akherat.

–> HE secara otomatis membutuhkan kuantitas waktu yang lebih intens, maka pertanyaan berikutnya adalah bagaimana hal ini bisa dilakukan oleh orang tua yg single parent?
* Siapa bilang single parent tidak bisa mendidik anak dengan baik? Provokatif ya judulnya 🙂
Saya (bunda Septi, pen.) blm berpengalaman untuk single parent ini, tetapi saya sejak 8 th dididik oleh seorang ibu yang single parent. Beliau selalu menyempatkan ngobrol dengan kami setiap hari, di sela-sela kesibukannya bekerja. Menularkan value dengan baik. Kemudian beliau mencarikan mentor kami saat aqil baligh kebanyakan adalah sosok ayah. Untuk keseimbangan katanya, karena kami tidak punya ayah.
Di saat ibu libur bekerja pasti kami diajak jalan-jalan keliling kota. Meski hanya jalan kaki, tapi rasañya bahagia. Jadi sebenarnya yang terpenting kehadiran fisik kita harus berbarengan dengan kehadiran ruh, hati dan pikiran.
Karena banyak orangtua yang lengkap tapi anaknya merasa tidak punya orangtua. Secara fisik kita hadir, tapi pikiran dan hati kita entah kemana.

3. Seringlah belajar bersama dengan pasangan kita tentang HE, baik dengan silaturahim, ikut seminar, bedah buku dll kemudian segera tentukan apa hal-hal baik yg bisa segera kita terapkan di keluarga kita.

–> HE secara ideal bisa dilakukan dengan saling support suami dan istri.
Didalam penerapan HE ini, adakalanya keluarga dalam satu rumah tidak hanya terdiri dari ayah, ibu, dan anak. Tapi ada nenek, kakek, atau tante. Bagaimana kita menyikapinya?
* Para bunda sayang, perkuat terlebih dahulu konsep pendidikan anak yg disepakati antara suami dan istri. Menurut pengalaman saya 19 th mendidik anak-anak, selama kita kuat maka om, tante, nenek akan diam. Tetapi bila kita tampak tidak yakin, maka orang lain akan ikut campur tangan.
Kuncinya selama Allah dan Rasulnya tidak murka, silakan terus jalan dengan keyakinan anda.

4. Berpeganglah teguh pada Al Quran dan Hadist sebagai acuan utama kita mendidik anak. Yang lain hanya jadikan referensi, jangan justru membuat anda bingung.
Belajarlah melihat potensi unik anak-anak kita, kemudian perkuat sisi keunikan tersebut, ingat anak kita adalah “limited edition” hanya kita yang paham, jangan pasrahkan ke orang lain.

–> Kemudian timbul pertanyaan, bagaimana cara mengenali keunikan setiap anak, tanpa membandingkan dg anak yang lainnya?
* Para bunda yang penuh semangat, kita dibekali mata dan hati untuk melihat keunikan anak, pergunakan itu, kemudian tambahkan dengan ilmunya. Pertama amati terlebih dahulu apa yg membuat anak bahagia atau enjoy, catat moment-moment tersebut. Kemudian amati apakah ada pengulangan? Kalau ya apakah dia merasa “easy” menjalankannya?
Setelah itu, lihat apakah anak mencapai “excellent” dengan jam terbangnya.
Ada tahapan untuk melihat sisi unik anak. Nanti akan kita bahas khusus ya.

5. Mulailah membuat kurikulum untuk anak-anak kita dengan sederhana, mulai dari aktivitas mereka 0-2 th, 2-7 th.

–> Disini kita perlu memperhatikan materi yang akan diberikan pada anak. Tahapan materi yang pertama harus kita kuatkan adalah :

a) Fitrah keimanan : iman-akhlak-adab-bicara
b) Fitrah belajar : intellectual curiosity-creative imagination-art of discovery and invention- noble attitude
c) Fitrah bakat : perhatikan 4E activities anak (enjoy, easy, excellent, earn)
d) Fitrah perkembangan : ikuti Cara rasul mengembangkan fisik anak, pola hidup beliau,kemandirian beliau dll
Perkuat bonding anda bersama anak2 di usia 0-7 th ini. Perkuat dengan bahasa ibu dan bermain bersama alam.

Jadi sebaiknya jangan terlalu dini memasukkan anak ke lembaga yang bernama “sekolah”
Ketika sudah memasuki usia sekolah perkaya wawasan anak dg berbagai konsep pendidikan. Ingat “sekolah” itu hanya bagian pilihan dari pendidikan, bukan satu-satunya.

6. Konsep utama HE adalah Iqra’ dan thalabul ‘ilmi. Jadi urusannya adalah belajar atau tidak belajar bukan sekolah atau tidak sekolah.

–> Lalu dimanakah letak irisan antara HS dan HE, apakah HS sama dengan HE?
* HS itu adalah bagian dari HE. Jadi yang wajib kita lakukan adalah HE dimulai dari dalam kandungan, masa pre aqil baligh dan aqil baligh. Ketika masuk usia sekolah, anak mau memilih sekolah/ Home schooling/komunitas sesuai passion anak itu semua pilihan. Kalau anak memilih sekolah, tugas kita untuk mencari partner lembaga yang cocok dengan konsep HE kita di rumah. Bila tidak cocok saatnya kita swicth dengan yg cocok. Jangan dibalik kita yang pasrah pada konsep sekolah dan mengorbankan HE anak.
* Ijazah? Jangan galau, makin lama anak2 makin dilihat kompetensinya. Saya membuktikan untuk 2 anak saya, mereka kuliah di Singapura tidak diminta ijazahnya, dan sekarang ditawari kerja dimana2 tanpa diminta ijazahnya juga.

——————————
Demikian ayah bunda, pemaparan dari SME kita hari ini, semoga memberi manfaat dan terus mencari ilmu untuk kebaikan dunia akhirat.

Optimalisasi Masa Golden Age Anak

ODzaida El Zahr Nuururrahmahptimalisasi Masa Golden Age Anak

Sumber : Grup 11-HSMN

(20/3/2015) pkl 19.00-21.00 WIB

oleh :  Trianindari M.Psi (Teh Inda) Aktivitas: Psikolog anak, praktek di klinik kembang pelangi swaparinama. Alamat: Jln. siliwangi no 4 bandung/0222504919 Moderator : Bunda Miya dan Ukhti Yanni Notulen : Fara Sakina

Prolog

Usia emas itu adalah 5 tahun pertama kehidupan anak. Ada banyak hal yg bisa dilakukan oleh ortu untuk menstimulasi anak, yaitu pada aspek motorik, bahasa, kemandirian, dan sosioemosional. Namun yg terpenting sebelum itu adalah meningkatkan kedekatan dengan anak melalui quality time. Quality time dapat dilakukan setiap hari dgn menyisihkan waktu 15-30 menit sehari untuk bermain dan bersenang2. Permainan yang dapat dilakukan yaitu bermain boneka,cilukba,kejar2an,kelitik2,dll yg sifatnya fun. Saat anak fun dia akan lebih mudah untuk deket dgn ortunya serta mudah untuk distimulasi. Pada anak di usia 5 tahun ke bawah mencakupi 5 aspek perkembangan yaitu motorik kasar,motorikhalus,bahasa,sosioemosional, Satu lagi aspek kognisi. Contohnya motorik kasar yaitu segala aktivitas fisik seperti berjalan,berlari,melompat. Motorik halus aktivitas yg berkaitan dg tangan seperti menggambar,meronce dll. Bahasa, semua yg berkaitan dgn kemampuan verbal/berbicara. Kognisi yg berkaitan dengan kemampuan belajar seperti mengenal nama hewan,mengenal bentuk2 dll. Sosioemosional yg berkaitan dgn aspek sosialisasi dan ekspresi emosi,,misalnya bgmn adaptasi anak dgn lingkungan baru. Tahapan tiap aspek perkembangan akan berbeda pada setiap usia.

#Questions and Answers#

1. Bunda Nurul A:ssalamu’alaikum..Jika ank2 kita sudah melewati masa golden age nya,apakah kita bisa mengganti moment2 yg terlewati di masa itu dgn usia ank2 saya yg skrg (9-10 th)? Dan bagaimana cara untuk memaksimalkannya. Jazakillah

Bunda Inda: Lgsg dijawab bunda nurul,,byk sekali pertanyaan seperti ini di grup2 sebelumnya,,tidak ada kata terlambat bunda,,klo bunda merasa tidak ada kendala dengan pengasuhan serta sikap anak selama ini ya lanjutkan saja,,utk usia 9-10 tahun bisa dibantu dgn olahraga secara rutin seperti berenang,sepeda,beladiri dll dgn olahraga bisa bantu daya tahan fisiknya dan konsentrasi belajar jg,,jika kemampuan akademis udah baik bisa ikut les atau ekskul musik atau seni utk menunjang kemampuan non akademis nya. Oya satu lg terlewat,,yg penting juga quality time sama anak ya bunda,,klo usia 9-10 tahun.aktivitasnya bisa ngobrol ttg aktivitas di sekolah dan teman2nya.

2. Bunda Dwi: Aslm. Bu saya mau tanya : bagaimana memaksimalkan bounding di masa golden age anak bersama ayah yg hanya punya waktu sabtu dan minggu berkualitas dgn anak. Ndak LDR teh sebenarnya. Cuma pekerjaan ayahnya pagi sampe malam larut. Utk pergi berdua ayah apakah harus tiap pekan teh?

Bunda Inda: Oke pertanyaan bunda.dwi,,sama pertanyaan ini juga.sering ditanyakan pd grup sebelumnya,,byk keluarga long distance yaa,,bisa manfaatkan teknologi utk weekdays,,telp atau video call,,sering ceritakan ttg.ayahnya,saat.weekend ayahnya harus punya quality time dgn anak,beneran hanya berdua sama anak utk.bermain jd bundanya bisa metime dulu sebentar. Ga harus pergi bunda,,di rumah aja sambil bermain udah tmasuk quality time dgn syarat ayah memang fokus sama anak ya .

3.Bunda Sitta : Kl anak usia 5 th ketika ditanya blm mau menjawab, bagaimana mengatasinya?

:Bunda Inda perbanyak membaca buku cerita bersama anak, sering ajak ngobrol anak, dan bertemu orang-orang untuk menambah kosa kata dan rasa percaya diri anak.

4.Bunda Prima :Sikap anak yg bermasalah dan prlu diperbaiki itu spt apa? Bgmn cr memperbaikinya?

Bunda Inda: Pertanyaan bunda prima,,harus dilihat dulu usianya bunda jd bisa dianalisa apakah sikap tsb dpt dikatakan bermsalah atau tidak,,yg paling mudah bandingkan saja sikap anak kita.dengan anak.seusianya,,klo lebih 80 persen sikap anak seusianya di satu lingkungan sama dgn sikap anak kita maka anak kita tidak bermasalah,,lebih enak bunda jabarkan sikap seperti apa yg.ingin ditanyakan jd sy lebih mudah menjelaskan solusinya.

5.Bunda Dev:i Teh Inda,  saya mau menanyakan ttg bahaya kalau salah satu motorik kasarnya terlewat seperti dari duduk langsung jalan merambat tanpa merangkak apakah itu pengaruh ke psikologis anak atau hanya sekedar konsentrasi doang, tolong penjelasannya karna anak pertama saya masa itu terlewatkan.

Bunda Inda:  Pertanyaan bunda devi,,fase merangkak memang sebaiknya dilalui ya untuk melatih kekuatan otot tangan dan koordinasi visual motorik,,jika terlewati nanti diajarkan saja klo.sudah bisa berjalan,,klo pd masa sekolah biasa nya anak yg melewati fase merangkak bisa sulit konsentrasi,mudah cape klo nulis,mudah jatuh,,tp catet yaa bunda tidak selalu terjadi pada setiap anak dan penyebabnya bukan hanya dr tidak merangkak,,utk memastikan pun dibutuhkan rangkaian pemeriksaan yg komprehensif:).

6.Bunda Echa : Teh inda,, bgmn cara menghadapi anak usia 22 bulan yg klo ada keinginan msh berteriak dan menjerit serta menangis.. kadang suka kebawa kesel n ga sabar sya nya..

Bunda Inda: Pertanyaan bunda.echa,,bunda coba dicek lg kemampuan berbicaranya krn usia segitu masih gampang teriak krn masih sulit mengungkapkan keinginan nya,,banyak dilatih lg kemampuan bicaranya,,klo.dia teriak atau marah diamkan saja dulu,,bundanya tarik napas panjang dulu,utk mengalihkan bisa lgsg dipangku dan diajak ke ruangan laen,,:).

+Termin 2+

1. Bunda Ganda: Sejak kapan anak bisa mulai diajarkan keterampilan motorik halus seperti menulis,dll?

Bunda Inda: Pertanyaan bunda ganda,,selama anak sudah bisa menggenggam benda sudah bisa dilatih aspek motorik halusnya,,dr yg mudah seperti menyusun balok,menggoyangkan ibu jarinya,maen pasir atau beras dengan diraup lalu ditumpahkan lagi,maen playdoh,mewarnai,dll.disesuaikan saja dgn usia n kemampuan nya nah semua ketrampilan motorik halus akan menunjang kemampuan menulis di usia sekolah,,klo belajar menulis biasanya mulai tkb. Usia 3 tahunan sudah bisa mbak,klo.anak belum tertarik jgn dipaksakan ya

2.Ummu Hani: Bismillah,,selain quality time apa lgi nih yg bisa mjdi stimulan golden age nya anak? ,,selain quality time apa lgi nih yg bisa mjdi stimulan golden age nya anak?

Bunda Inda: Pertanyaan ummu hanif,,yg sudah.dijelaskan di prolog bunda ada 5 aspek perkembangan motorik kasar,halus,bahasa,kognisi,sosioemosional,,utk.detailnya td udah.saya.jawab bds pertanyaan bunda2 smua,,:)

3.Bunda Dewi: Bismillaah Assalamu’alaykum, Anak sy yg pertama umar (3th 2bln) saat ini ada kebiasaan menendang & memukul bila ada hal yg tdk disukainya hampir pd semua orang, kadang tanpa sebab pun begitu, terutama pd adiknya, uwais (1th 4bln). Apakah umar bermasalah dlm sosioemosionalnya? Kira2 penyebabnya apa ya? Mohon sarannya ya, Teh Inda. Terima kasih banyak sebelumnya

Bunda Inda: Pertanyaan bunda dewi,,anak usia segitu memang lg.masanya aktif.ya. bunda,,biasany dia mencontoh dr tv,teman dll serta energinya msh banyak belum disalurkan semua,,harus sering dialihkan sama aktivitas laennya,maenan edukasi,lari2an,maen playground,trus coba byk dipeluk dan dibilangin baik2 klo sikap memukul dan menendang kurang baik,,selama bunda konsisten sikap itu akan berkurang kok,,sabar ya bunda:).

##Simpulan##

Kesimpulan nya adalah dalam mengasuh anak usia 0-5 tahun harus sepenuh hati krn 5 tahun pertama penting utk perkembangan selanjutnya,,banyak baca buku perkembangan,banyak diskusi dengan orang lain,serta terbuka dgn masukan org lain.yg positif,,jika merasa belum optimal saat mengasuh anak di 5 tahun pertama jangan menyerah karena tidak ada kata.terlambat. Terus dekatkan diri dgn anak dan kembangkan potensi anak di bidang akademis dan non akademis,,

Mendesain Anak Untuk Kehidupan Islam

HSMN

Resume Diskusi Grup 4HSMN

‘A’ HomeTeam

Resume Kulwapp IIP Bandung 2

Tanggal :18 maret 2015

‘A’ HomeTeam
Narsum: Dodik Mariyanto

Admin: Shona Vitrilia
Host: Zakia Mutmainnah

Kita mulai dengan melihat beda antara ‘kerumunan’ dan ‘team’.
Saat jalan-jalan pagi dan melewati sebuah pasar kaget, apa yang Bunda dapati?
Sekumpulan orang, ada yang heboh menawarkan barang, sebagian sibuk menawar barang, yang lain hanya lihat-lihat saja, ada pula yang jalan kesana-kesini, bahkan ada pula yang bengong. Setiap orang sibuk dengan kegiatannya sendiri, mengejar tujuannya sendiri yang tak selalu ada kaitan dengan yang lain, interaksi seperlunya sebatas kebutuhan jikapun ada, berada di tempat yang sama namun tak saling sapa satu dengan lainnya, asing dan tak peduli kecuali ada maunya. Inilah KERUMUNAN.

Para penggemar bola tentu tak asing dengan Barca, tempat Lionel Messi dan Neymar mengukir prestasi, tapi tak mungkin sendiri. Setiap pemain mengerti posisi, tugas, peran dan tujuan. Mereka saling mengerti bahkan tanpa keluarnya satu kata pun, memberikan support satu dengan yang lain. Menyajikan permainan cantik yang membuahkan goal kemenangan, rapat menjaga dari serangan lawan. Ini satu contoh TEAM.

Kerumunan dan Team sama-sama merupakan kumpulan orangKerumunan tak mempunyai tujuan bersama yang menyatukan mereka, tak ada komunikasi untuk saling mengerti. Yang menyatukan mereka hanya karena kebetulan berada di tempat yang sama.

Team disatukan oleh tujuan bersama, tatanilai yang diyakini semua, komunikasi dan interaksi yang membuahkan saling mengerti, tahu peran, posisi dan tugasnya, saling memberikan dukungan dan bantuan, gembira bersama bergerak menggapai impian.

Mari kita tengok keluarga kita, lebih dekat dengan ciri-ciri kerumunan ataukah team?

Sebuah hometeam berbeda dengan team lainnya. Hometeam tidak bisa sesuka-suka ganti pemain, anggotanya memiliki usia dan tingkat kematangan yang berbeda-beda, ada peran-peran yang secara alamiah sudah melekat pada anggotanya, ada pula yang dapat berganti-ganti dimainkan.
Hometeam memerlukan manajemen yang unik. Sebagian dari kita menganggap akan bisa dengan sendirinya mengatur rumahtangga bila tiba waktunya, ketrampilan itu akan tumbuh secara naluriah. Bukankah orang tua kita juga tak repot-repot belajar saat membesarkan kita?

Barangkali memang demikian.
Namun bila yang hendak kita bangun adalah ‘A’ HomeTeam, hometeam yang berkualitas ‘A’ dan bukan sekedar hometeam maka ada hal-hal yang perlu kita cermati.

Kita dengan pasangan hidup kita dipertemukan dan disatukan setelah dewasa. Sebelumnya kita dibesarkan di lingkungan berbeda, melalui jalan berbeda, dengan cara berbeda, dan mungkin juga dengan tatanilai yang berbeda.
Maka langkah pertama adalah banyak-banyaklah membangun KOMUNIKASI, verbal maupun non verbal. Sering-sering ngobrol bareng, melakukan kegiatan bersama, membicarakan apa yang kita sukai dan tidak kita sukai, memahami gelagat dan bahasa tubuh. Jangan diam saja dan menganggap pasangan hidup kita pasti tahu atau seharusnya tahu. Pasangan hidup kita bukan dukun kan? ;p
Yang pertama dibangun adalah tatanilai bersama, our values.
Tak perlu banyak, yang utama dulu saja yang akan menjadi INDUK NILAI.
Sekedar contoh, Induk nilai Tanah Perdikan Margosari adalah iman dan kehormatan.

Meski rumusannya sederhana, proses ini bisa jadi berdarah-darah, penuh tetesan air mata. Maka Anda dan pasangan perlu menyepakati konstitusi dan aturan main dasar. Kami memiliki 3 aturan sederhana:
1. Mesti TETAP BERKOMUNIKASI seberapa pun marahnya.
2. Segala keputusan yang dihasilkan dalam keadaan marah, BATAL demi hukum.
3. Bila terjadi selisih atau beda pendapat, kembali kepada al QUR’AN dan al HADITS.

Proses ini bisa jadi lama, jangan berharap bagai membalik telapak tangan: Plek, selesai. Tidak! Intensitas komunikasi dan main bareng akan sangat menentukan. Maka perbanyaklah sarananya. Misalnya: Makan bareng, sholat berjamaah, bermain bersama, ngopi pagi, dll.
Manfaatkan teknologi, bikin grup keluarga di wa/line/bb dll. Share hal-hal baik yang mencerminkan nilai keluarga.

Setelah itu kita akan lebih enak untuk membicarakan TUJUAN keluarga.
Tidak harus sekali jadi, biarkanlah tujuan ini dinamis dan berkembang. Secara berkala dibicarakan bersama.
Dengan mengetahui tujuan bersama dan sasaran masing-masing, setiap anggota keluarga jadi tahu hal-hal yang dibutuhkan yang lainnya. Dengan demikian mereka mengerti bila hendak men-support yang lainnya.
Bila saat ini sepertinya tidak ada kerjasama dalam keluarga, yang satu tak mau membantu yang lainnya, barangkali karena yang satu dan yang lain tidak saling mengerti apa yang diperlukan.
SALING MEMAHAMI adalah dasar tumbuhnya kerjasama team.

Aturannya: Understand first then to be understood.

Dan kuncinya adalah KOMUNIKASI.
Kita bahas di lain kesempatan.
Sukses selalu!

/Dodik Mariyanto/*
Email : didod2020@gmail.com
FB : Dodik Mariyanto
Twitter : @dodikmariyanto

——-TANYA JAWAB——–

1. Pak, apakah jika suami tdk ingin mengenal teknologi   lbh jauh, home team lebih lama terwujudnya? Krn utk komunikasi hanya terjadi saat bertemu saja, sedangkan utk bepergian hanya sms dan telpon. Utk Grup WA, line atau BBM beliau lbh suka menggunakannya.
-Zakia-
1. teh Zakia, tidak teh komunikasi itu dibangun dengan tatap muka terlebih dahulu, adanya teknologi itu hanya sarana untuk mengeratkannya tapi bukan satu-satunya cara. Saling menulis pengalaman kemudian menshare saat ketemu itu juga dahsyat. Jadi kunci hometeam itu hati.

2. Hal menarik ada dalam 3 aturan, saya belum mengerti point 2 sperti apa?
Poin 2: segala keputusan yg dihasilkan dl keadaan marah, BATAL demi hukum.
-Yayu, Iip-
2.  bunda Yayu, aturan tersebut kami buat, dengan pemahaman apabila dalam kondisi marah, semua kalimat yang keluar dari mulut kami saat itu, batal demi hukum. Karena kami yakin saat marah nalar biasanya tidak wajar. Maka yang berlaku adalah kalimat setelah cooling down.

3.Assalamu’alaikum…
Bagaimana cara pendekatan orang tua, khususnya Ibu, dlm mengenalkan ‘A’ hometeam pd anak usia 2-3 thn? Trm ksh.
Fithri_IIP Bandung
3. bunda fitri, libatkan dalam aktivitas-aktivitas keluarga. Misal buatlah projek keluarga dimana anak usia 2-3 th nertugas m2ngembalikan mainan padq tempatnya. Jadi kalau ada mainan tidak pada tempatnya maka dialah yang mengingatkan. Projek ini bosa dinamakan clean up.

4. Assalamu’alaykum pak dodik/bu septi
Saya dan suami terkadang berbeda cara untuk menuju ketujuan bersama,  tidak saling menyalahkan sih…tapi jd tdk spt sebuah tim.  Kondisinya memang krn  kondisi kerja suami yg padat,  sering dibicarakan agar konsisten punya  waktu berkumpul tp nyatanya susah sekali.  Mohon masukannya dr pak dodik.  Terimakasih.
-Nur-
4. bunda Nur, pertama memang harus satu jalan, setelah itu cara boleh berbeda. Karena tim itu tidak selalu mendapatkan peran yang sama dan melakukan hal yang sama. Kunci kita adalah membangun moral character keluarga terlwbih dahulu yg harus sama, setelah performance character bisa sama bisa berbeda✅

5. Assalamu’alaikum Bu Septi, Pak Dodik..apakah sebagai orang tua, masih berhak untuk memiliki mimpi pribadi? Apa segala hal tentang keinginan dan mimpi harus dikomunikasikan kepada seluruh anggota keluarga (termasuk anak)?
5. bunda Karin, selama mimpi tidak dipungut pajak kita masih berhak bermimpi. Buatlah mimpi ibu, mimpi suami, mimpi anak menjadi  MIMPI KITA. Dan diwujudkan bersama di keluarga. Sehingga kalau ada yang sukses di keluarga tidak ada kecemburuan dan memicu tantangan baru.

6. Saya seorg ibu rumah tangga dgn 5 org anak,bagaimana cara saya membentuk hometeam yg baik dlm rumahtangga saya?apa2 yg mesti saya lakukan u membentuknya?,sy bingung bagaimana hendak memulainya,krn sejak kecil kami tdk terbiasa kumpul dan membahas satu kesepakatan bersama,…anak saya yg paling besar berumur 11,9,8,4,dan 2thn.
-Zahra, IIP Sulsel-
6. bunda Zahra, mulailah demgan mematikan televisi di ruang keluarga, siapkan teh dan cemilan, dan start dengan transfer of feeling. Bagaimana perasaan kakak hari ini, apa yang dirasakan adik saat di sekolah, saat ayah di kantor? Biarkan mereka bercerita. Kemudian latih master mind.
A. Sudah sukses apa hari ini
B. Apa rahasia sudah bisa sukses seperti itu
C. Minggu depan pengin sukses apa.

7. Dalam sebuah team smua punya peran yang berbeda2. Mnrt ibu/bpak, apa msing2 peran utama ayah,ibu dan anak dalm keluarga untuk membentuk tim yg solid? terimakasih.
-Shofi-IIP bandung-
7. bunda Shofi, yang kami lakukan di rumah. Ayah berperan sebagai leader, ibu manager, dan anak-anak sebagai partner. Itu dalam keseharian. Tetapi kami juga memiliki sarana latiham berganti peran saat mengerjakan projek keluarga. Saat projek A dengan pimpro si kakak, maka kakak sebagai leader ayah bisa sebagai partner. Begitu seterusnya. Itu yang kami namakan
management DONAT.

8. Ayah saya punya karakter yg kuat. Dan saat marah kata2 beliau seringkali menyakiti hati, baik kepada ibu maupun saya dan anak2nya yang lain.
Walaupun saya sudah hafal karakter beliau dan tetap menyayangi beliau, tetap saja sulit menghadapi karakternya.
Bagaimana cara menghadapi dan membangun komunikasi dengan pasangan/orang tua yang mudah berkata tajam saat sedang emosi?
Yulia – IIP Bdg
8. bunda Yulia, kalau karakter tersebut tidak bisa diubah, maka tugas kita hanya mendengarkan tanpa haris melawan, saat beliau marah. Jangan hadapi api dengan api. Dan pahamilah saat marah , nalar tidak berjalan dengan baik. Setelah itu maafkan, terima, ajak untuk berbicara saat cooling down. Nanti anda akan menjadi anak yang luar biasa. Sebentar bola bekel yang dilentingkan ke lantai keras, bakal melambung tingi.

9. Bu Septi/Pak Dodik
Bgmn pola pengasuhan anak saat ekonomi sulit shg ayah dan ibu sibuk bekerja mmnuhi kbutuhan?
9. bunda Nurmalia, saat Allah memberikan kondisi tersulitan di kehidupan kita, yakinlah bukan kita yang sedang diuji, tapi Allah sedang memuliakan anak-anak kita dengan caranya. Maka mereka harus dilibatlan dalam pembicaraan , meski tidak harus detail. Ajak mereka mengikuti prosesnya. Dan selalu cek apakahnkemuliaan anak naik? Kalau ya lanjutkan. Tapi jangan pernqhnmeninggalkan mereka dengan alasan ekonomi.

10. Apakh transfer of feeling dilakukan setiap hari?adakah waktu khususnya?apakh pertanyaannya hanya itu2 saja?dan jika itu sdh berhasil dilakukan,apa yg selanjutnya sy lakukan u membentuk hometeam yg sy impikan?
-Zahra, IiP Sulsel
10. Bunda zahra, komunikasi akan berkembang seiring jam terbang. Jadi anda mulai dulu yang pertama, nanti Allah akan memberikan ilmu berikutnya. Yakinlah. Just DO it.

11. Assalamu’alaikum…bu septi, kadang ketika kami sedang berkumpul, suara saya dan suami kadang tidak sinkron, bagaimana caranya kami kompak.  Trima kasih.
-Dewi-
11. bunda Dewi, sinkronkan dulu di kamar, perbanyak komunikasi dengan suami berdua. Sehingga kalau bapak bilang A ibu juga akan bilang A. Kalau saat life diskusi dengan anak-anak diantara anda berdua ada yg tidak cocok, salah satu harus silent. Tapi kalau topiknya debat keluarga boleh sekali-kali diadakan silakan debat scr rasional jgn emosional

12. Bagaimana cara menghadapi orang tua yang tinggi sekali tingkat intervensinya hingga urusan makan apa pun diintervensi dan memiliki karakter selalu benar?
-Ririn-
12. bunda Ririn, sekali-kali anak boleh menyampaikan ketidaksukaam terhadap intervensi ortu. Bicarakan baik-baik, dan minta mereka mendengar. Usulkan ada satu hari suara anak, dan selebihnya ortu boleh bersuara. Buat kesepakatam keluarga hal-hal apa yang membuat semua orang  merasa nyaman.

13. 1. Bagaimana berkomunikasi dlm keadaan marah. Memang diam lebih baik dilakukan ketika marah,tp kadang suka gak bisa.Alih alih jadi menyakiti pasangan atau anak?
2. Dalam berkomunikasi dengan suami,saya suka sulit mengartikan maunya.Karena tidak to the point. Bilang A tp pengennya B. Sementara saya mengartikan A..Akhirnya gak mudeng deh jadinya.. Bagaimana ya mengatasinya?
13. bunda Mirayana, jangan hadapi marah dengan marah, karena marah itu api, maka pasangan harus bisa menjadi air. Maka kalau pasangan kita marah, segeralah minum air dan jangan ditelan, itu sebagai latihan di awal. Kalau pasangan sudah selesai marah, baru telan airnya.

2. Kunci komunikasi itu 2 C yaitu clear dan clarify, jangam sungkan untuk mengklarifikasi pernyataan suami. Kemudian baru lanjutkan pembicaraan selanjutnya.

HOW TO BE A PROFESSIONAL MOTHER

Resume Kulwap Perdana IIP Bdg 2,
Rabu, 18 Februari 2015
Narasumber: Septi Peni Wulandani
Admin: Shona Vitrilia
Host: Zakia Muthmainnah Kadir
Co-Host: Lendy Kurnia Reni

HOW TO BE A PROFESSIONAL MOTHER

Anakmu bukan milikmu,ia adalah milik jamannya, boleh kau berikan rumah untuk raganya tapi tidak untuk jiwanya, karena jiwa mereka adalah penghuni rumah masa depan, yang tiada dapat kau kunjungi walaupun dalam impian…… (Kahlil Gibran-Anak)

Penggalan puisi di atas mengingatkan kepada kita bahwa tugas orangtua adalah menghantarkan anak-anak untuk siap menemui masa depannya. Meskipun anak-anak adalah homo ludens (makhluk yang suka bermain) tetapi mendidik mereka tidak bisa “Main-main”. Butuh keseriusan para orangtua untuk mempersiapkan anak tersebut mencapai gerbang mimpinya. Butuh sikap profesional dalam mendidik mereka.

Salah satu definisi kata “Profesional” adalah memerlukan kepandaian khusus untuk menjalankannya (sumber : kbbi).Sehingga bukan suatu hal yang mustahil apabila ada seorang ibu yang bangga akan profesinya sebagai ibu, menjalankan aktivitas mendidik anak dan mengelola keluarganya dengan berlandaskan sebuah ilmu. Ada satu kalimat dahsyat “jangan biarkan sesuatu berjalan tanpa ilmu, apabila itu terjadi maka tunggulah titik kehancurannya”.

Bagaimana langkah menjadi Ibu Profesional.

1. Menguatkan value ( induk nilai hidup) yang akan kita gunakan selama menjalankan peran sebagai Ibu.

Value (Induk Nilai) dari Ibu Profesional adalah :

a. Never stopped running, THE MISSION ALIVE ( Ibu Professional tidak akan pernah berhenti menjalankan misi dan tugas hidupnya, dengan sukacita. Teruslah bergerak, misi tak pernah mati)

b. Don’t Teach Me,I LOVE TO LEARN (Ibu Professional adalah ibu yang senang belajar,tak pernah berhenti hingga mati, proaktif mencari ilmu untuk kemaslahatan diri,suami dan anak-anaknya)

c. I Know, I can be BETTER (Ibu Professional bertekad untuk menjadi lebih baik dari hari ke hari, karena orang yang beruntung adalah orang yang hari ini lebih baik dari hari yang kemarin)

d. Always ON TIME (Ibu Profesional adalah ibu yang menghargai waktu, dan selalu berusaha untuk menepati waktu yang telah disepakati)

e.SHARING is CARING (Ibu Profesional sayang sesama, tak segan-segan untuk berbagi pengalaman, dan hanya membagikan pengalaman apa yang sudah dijalankannya)

2. Menetapkan COMMON INTEREST (ketertarikan bersama) yaitu ANAK, Melawan COMMON ENEMY (musuh bersama) yaitu PERASAAN tertindas di rumah sendiri:)

3.Mempelajari dan menjalankan Tahapan Ilmu di Ibu Profesional yaitu :

a. BUNDA SAYANG (Ilmul tentang mendidik anak)

b. BUNDA CEKATAN (ilmu tentang mengelola diri dan rumah tangga)

c. BUNDA PRODUKTIF (Ilmu tentang memahami passion diri sehingga muncul 4 E (Enjoy, Easy, Excellent, Earn) aktivitas dalam hidupnya

d. BUNDA SHALEHA (ilmu tentang bagaimana kehadiran kita bisa bermanfaat untuk diri, keluarga dan lingkungan sekitarnya)

Salam Ibu Profesional,

Septi Peni Wulandani twitter : @septipw FB : Septi Peni Wulandani http://www.ibuprofesional.com

———-Tanya-Jawab———

1.  Alhamdulillah..InsyaAllah bu, saya sedang berusaha menjalani semua proses menjadi ibu profesional. Yang saya tanyakan, seringkali di lapangan saya menjumpai justru Ayahnya yang tidak (belum) profesional, terutama dalam hal ketidakmauan dalam berilmu (agama, parenting, dll) yang berdampak pada sebuah persepsi lama “mendidik anak urusan ibunya”.
Pertanyaannya:
Bagaimana pendekatan yang sebaiknya dilakukan terhadap tipikal suami seperti itu, baik kita sebagai:
a.Istrinya
b.Orang luar yang melihat fenomena itu.
1. teh muthi, ini hal jamak yg kita lihat di sekitar kita, karena faktor budaya, bahwa laki-laki itu bekerja, perempuan mendidik anak. Maka langkah awal :
a. Yang harus berubah diri kita terlebih dahulu, tanpa harus menunggu pasangan berubah
b. Perbanyak amunisi ilmu, dam share sedikit demi sedikit ke pasangan sesuai gaya belajarnya
c. Buktikan pada pola pengasuhan anak kita
d. Curhatlah hanya kepada Allah yang maha membolak balikkan hati.

2.  Assalamua’alaikum.  Mohon penjelasan lebih detail utk point no 2. Hatur nuhun.
2. teh kenny, sebagai pasangan maupun komunitas sebaiknya kita memiliki common interest yang sama, yg apabila dibicarakam itu membuat mata kita berbinar-binar dan energy makin naik.

Begitu juga sebaliknya kita perlu common enemy, sesuatu hal yg akan diselesaikan bersama, dilawan, agar adrenalin kita naik, dan kita bisa satu kata unt memicu semangat.

Ini perlu dibicarakan, sebagai ibu biasanya anak adalah common interest kita. Sdgkan PERASAAN tertindas, tidal berguna, jenuh sbg ibu, bisa jadi common enemy yg harus dilawan dg ilmu dan jejaring.

3. Maksud point 2 apa?  Merasa tertindas di rmh?
3. teh yayu, disana saya gunakan huruf besar semua PERASAAN, artinya kita ini sbg perempuan apalagi IRT, kadang “merasa” ada yg menindas, sehingga perlu sebuah pengakuan. Padahal sebenarnya tidak ada, kita hanya MERASA saja. Tetapi perilaku kita seperti org tertindas, minder, sakiiiit banget, perlu diakui dll.  Maka hilangkan perasaan itu.

4. Saya ftm dgn 3 anak, paling kecil usia 4 bln, anak prtama terlambat bicara, sehingga 3 anak dgn beda usia jauh tapi seperti punya 3 anak kmbar, sehingga sering keteteran dlm mnjalankan pekerjaan rmh tangga,,
Selain itu saya dan suami berencana utk mnjalankan program HS,
Adakah tips dari ibu untuk menentukan skala perioritas dari semua itu agar sy bisa mnjadi ibu profesional dlm rmh
4. bunda, yg perlu disiapkan adalah management waktu yg tepat. Tentukan 3 hal aktivitas utama setiap hari dan penuhi dg disiplin. Kemudian perkaya ilmu dan jejaring. Insya Allah bisa teratasi.

5.  Saya adalah ibu rmh tangga yg berbagi waktu di luar separuh waktu dr jam 08-14.00 saya mengajar tk.namun yg saya syukuri adalah anak anak saya tdk pernah tertinggal drmh kami berangkat selalu bertiga….namun ada yg membuat saya kurang nyaman perasaan saya pada anak anak sering ht kecil saya bertanya ridho kah mereka sll menemani aktivitas saya…profesionalkah saya sbgai ibu….
5. teh rani, tanyakan pada diri kita :
a. Apakah anak tetap mendapat prioritas utama selama kita ajak?
b. Apakah hak mereka mendapat kasih sayang ibunya cukup?
c. Apakah kualitas anak semakin neningkat ketika kita ajak bekerja?

Kalau ya, lanjutkan, kl tidak ada yg perlu dibenahi.
Di usia mereka, anak-anak berhak mendapatkan diri kita, hati kita, senyum kita dg kualitas no 1.

6. pada point menerapkan on time pada anak sangat susah, terutama ketika pagi hari menyiapkan anak sekolah..krn bangun tidur anak lgsung main sementara saya menyiapkan sarapan.sedangkan saya sendiri harus pergi juga berangkat kerja. Bagaimana agar semua bisa dikerjakan pagi hari dengan mudah?
6. teh diah, bicarakan dg seluruh anggota keluarga, untuk mengeejakan pekerjaan rumah sebagai project keluarga bersama.

Bukan hanya pekerjaan kita saja. Ingat kita bukan pembantu rumah tangga, melainkan manager keluarga, maka aturlah dg cermat. Dan atur keluarga kita dg benar✅

7. Menurut Bu Septi, dari mulai usia berapakah seorang anak bisa mulai disekolahkan? Karena sekarang sudah banyak sekali PG yang menerima anak mulai dari usia 2 tahun? Bagaimana tanggapan ibu?

Saya baru punya seorang anak laki-laki umur 21 bulan. Saya masih bimbang apakah anak cukup bermain dengan orang tua dan lingkungannya atau sudah boleh sekolah.
Terima kasih sebelumnya Bu Septi..
7.teh yulia, yang kita perlukan sejak dini itu adalah pendidikan anak, bukan sekolah. Karena sekolah itu menjadi salah satu bagian dan pilihan anak di dunia pendidikan
Usia 0-7 th anak akan berkembang bersama ortunya
7- 14 th anak akan berkembang bersama ortu dan lingkungannya
14 th ke atas, anak berkembang bersama komunitas dan mentornya

Jadi jangan buru2 disekolahkan ya, penuhi bermain di alam secara natural bersama ayah ibunya, sambil menguatkan bahasa ibu

8.  Ttg value point always on time. Bgaimana caranya agar always on time in mnjadi budaya dalam keluarga? Karena seringkali kita brusaha on time tpi suami dan anak kdang menghambat. Adakah tips praktis  selain mengkomunikasikan dgn pasangan?
Maksudnya tips praktis setelah mengkomunikasikan dg pasangan bu.
8.  teh shofi, buatlah permainan,  yg ada time keepernya scr bergantian. Insya Allah ini akan membuat kita dan kel menjadi terbiasa. Prosesnya terpaksa, biasa, bisa, budaya.

9. Sy ibu rumah tangga dg 2 anak balita dan lg hamil 6bln… sejak menikah suami meminta sy u full time d rumah ngurus anak dan rumah tangga.. semua2 yg berhubungan dg keuangan sy bergantung sm suami, awalnya sy enjoy, tp stlh sy jalani 5th sy merasakn jenuh dan merasa ada bbrp kebutuhan pribadi sy yg ga bs suami penuhi bahkan sy sempat jealous liat suami bs beli apa2 aja yg beliau mau dan memuaskan hobby nya.. keinginan u punya penghasilan sendiri lg jd bahan pemikiran bbrp bulan trakhir ini.

Pertanyaan : u menjadi Ibu Produktif itu hrs  spt apa? Pd kenyataannya ngurus anak n rumah aja kadang udh terasa memakan tenaga?
9. teh fitri, hehehe sabaar teh, fasenya memang seperti itu, maka bersungguh-sungguhlah di dua tahap awal, bunda sayang dan cekatan, maka kita akan dg cepat menemukan passion yg membuat kita produktif. Produktif itu bukan diukur dg uang, tp doukur dr portofolio karya kita. Uang itu hanya bonus dr kesungguhan.

10. Pada saat anak di usia golden ages, bisakah kita para ibu memiliki waktu utk aktualisasi diri dan “Me Time”?
Apalagi kalau anaknya jaraknya berdekatan.
Trimakassii, bu Septi.
10. teh lendy, dg management waktu yg baik akan sangat bisa kita mengaturnya. Carilah aktivitas me time yg pendek, namun bermakna. Apakah itu, ayo kita brainstorming

11. Sy ibu dr 1 anak laki2 berumur 3th5bln
Sdh 7 bulan inai sy mjalani pengobatan dan fisioterapi, yg tkadang ckp mnyita waktu sy. Belum lg kegiatan latihan terapi mandiri (diluar jadwal rmh sakir) yg hrs sy ikuti. Bagaimana tips agar sy ttp tdk mngurangi hak anak sy atas diri sy, sementara anak sy ckp aktif dan memerlukan energi + fitalitas tinggi dlm mnyertainya bermain
11. teh mia, syafakillah ya teh. Teteh melatih orang untuk bisa mendelegasikan pekerjaan2 rumah dan anak saat ditinggal. Setelah itu penuhi yg teteh sanggup menjalankannya.

12. Aslkm. Ibu saya saat ini ibu bekerja dgn jam kerja dari jam 8 sd jam 16.30 meski kerja sbg dosen tp pekerjaan menuntut untuk full time. Terkadang menjadi ibu prof dgn cerita ibu2 full time sama anak kok rasanya tdk mungkin ya. Pilihan untuk berhenti belum bisa. Anak saya skrg 21bln udah masuk daycare berangkat bareng. Pulang dijemput jam 17.00 bareng. Tiap pagi sebelum berangkat kami sengaja meluangkan waktu main, makan bersama … mohon mencerahannya how to be a professional mother for working mom?
12.teh mira, jgn khawatir nanti akan kita bahas materi khusus ttg work mom ya

13. Bu Septi, untuk poin value ‘i know i can be Better’ boleh berbagi bagaimana yang sudah ibu jalankan di rumah? dibuat target harian atau bagaimana sebaiknya bu? sebab kadang terasa dalam satu hari jadi ‘hanya’ melakukan pekerjaan rumah tangga saja. terimakasih bu
13. teh annisa, buatlah success breed success setiap hari. Tentukan hari esok akan lebih baik apa dibandingkan hari ini. Kl saya menentukan 1 hal sukses tiap hari. Misal belajar hal baru, tepat waktu, one new idea dll.

14. Bu, bgmn caranya mengenali passion yg saya miliki , sdgkn saat ini sy sudah tdk bekerja sesuai keahlian/pendidikan formal terakhir? Sy seorang analis laboratorium kesehatan dan skr memilih mjd IRT, namun ingin tetap memiliki kegiatan2 yang membanggakan keluarga..
Terimaksih bu septi.
14. teh echa, masing2 dr kita itu dibekali bakat unik dr Allah unt menjalankan peran hidupnya. Mk mulailah dari 4 E activities (enjoy, easy. Excellent. Earn).

15. Bagaimana menjadi ibu profesional saat masih tinggal menumpang d rmh orgtua? Bgaimana membentuk culture keluarga sesuai harapan dgn kondisi tsb?
15. teh ulfah, perlu ketegasan  pasangan untuk membentuk value keluarga kita. Kl value sdh terbentuk biasanya lebih mudah. Saran saya di awal harus pisah dulu. Krn value kel itu akan ketemu dlm kondisi kritis yg penuh drama 😭. Setelah solid baru masukkan external family di luar kel inti.

16. Perkenalkan saya ibu dari 6 orang anak,dengan usia mereka yang begitu dekat, 9 tahun,8thn,6tahun,4 tahun 2 thn dan 1  thn( usia sya bulatkan) dan baru menjalankan HS tahun ini. Saya sering keteteran dengan tugas mengelola rumah dan mendidik anak yang tanpa khadimat,mohon sarannya bagaimana supaya mimpi saya terwujud, walau banyak anak dengan tanpa khadimat saya BISA menjadi ibu profesional baik dirumah dan masyarakat, mengantarkan anak2 menjadi generasi Robbani.
16. teh dinda,akan lebih kl teh dinda menyiapkan dari awal semuanya, lesson plan anak, menu keluarga, dan aktivitas rutin rumah. Kemudian kerjakan yg kita mampu, pilih prioritas. Contoh kl tdk ada waktu, yg dikorbankan jg pendidikan anak, melainkan cucian, bawa saja ke laundry.

17.Ibu, bagaimana merubah kebiasaan yg sdh brjalan, krn trus terang selama ini semua kegiatan rmh tang ga tdk terstruktur dgn baik..
Contoh: anak kedua usia 2 thn sedang temper tantrum, biasanya saat dia nangis didiamkan dgn cara dituruti keinginannya,  bagaimana merubah itu?
17.teh tasi, kitalah yg harus berubah, menjadi lebih tegas pada diri kita dan anak2. Gunakan firm love, dan harus tega.

18. Bu Septi boleh minta KEYWORDnya, untuk menjalani tahapan Bunda Sayang yang memiliki ilmu tentang mendidik anak. Prioritas Ilmu apa saja yang wajib kita miliki sebagai seorang ibu?
18.teh muthi, KOMUNIKASI adalah yg utama di bunda sayang. Karena anak memerlukan bahasa ibu yg benar, yg akan membangun imaji positif pengasuhan ibu ke anak.

19.Bu Septi, saya ibu bekerja yg sering kali waktu kerjanya justru lebih byk dibanding suami, menurut ibu langkah apa yg hrs saya lakukan spy menjadi bunda sayang? Krn sering merasa tdk bisa membagi waktu, apalagi kami tdk mau memakai jasa ART. Apa perlu berhenti bekerja ya bu?
19.teh amel, ikuti saja kata hati, krn waktu tidak akan pernah berputar

20.Bu sering sekali saya tdk bisa mematuhi jadwal yg sdh saya buat krn kebutuhan anak saya yang baru berusia dua tahun tdk bisa diprediksi,  saya mencoba berdamai dg diri saya krn memang yang utama adalah anak,   kadang saya nyapu dan ngepel diatas jam 11 malam hanya krn ingin menikmati rumah yg bersih dan rapih,  tp kondisi itu tentu sangat melelahkan.  Minta masukannya ya bu.
20. teh nur, prioritas yg diambil sdh betul, tinggal cut off time ketika sdh masuk jamnya istirahat harus istirahat.

21.Ibu septi,bagaimana cara menerapkan disiplin yg tegas tuk anak(anak saya perempuan 2,5thn) tanpa harus dgn nada tinggi atau tampak marah?serta bagaimana menindak lanjuti omongan kasar anak yg didapat dr teman2nya diluar?
Terima kasih ibu septi
21.eh siti, belajarlh bahasa tubuh dg benar, shg kita tdk boros kata. Anak ada kesempatan unt melihat pola komunikasi kita.

22.Apa saja indikator2 keberhasilan yg bisa kita lihat/rasakan ketika kita sudah sukses menjadi Ibu Professional di keluarga?
22.Indikatornya adalah sesuai tahapan di ilmu Ibu Profesional:
a. Mendidik anaknya dengan sangat baik.
b. Bisa mengelola diri dan keluarganya dengan management yang baik.
c. Bisa produktif dengan ilmu dan pengalamannya serta mandri secaraaaaaaaa finansial tanpa harus meninggalkan anak dan keluarganya.
d. Keberadaannya bisa bermanfaat untuk banyak orang